Puncak Ngayogjazz 2020 Digelar Secara Daring
Ngayogjazz 2020 yang berlangsung selama tiga hari mulai 19 hingga 21 November 2020 dibuka pada 19 November 2020, dengan Pungkasan Lekasan sebagai gawang acaranya.
Acara ini menjadi puncak dari rangkaian Lekasan yang diselenggarakan oleh JazzMbenSenen dan Ngayogjazz. Pungkasan Lekasan ini dimeriahkan oleh seluruh pranata acara yang ikut memeriahkan Ngayogjazz, juga penampilan ciamik dari beberapa pengisi acara seperti More on Mumbles, JazzMbenSenen, Mario Zwinkle & Joyosudarmo’s dan Brazzigur Brass Band.
Momen ini juga digunakan sebagai peluncuran website baru Ngayogjazz yang saat ini sudah bisa diakses di www.ngayogjazz.com. Sedulur jazz semua dapat mengakses rangkaian acara dari website Ngayogjazz.
Board of Creative Ngayogjazz Bambang Paningron dalam kesempatan ini menjelaskan Ngayogjazz 2020 diadakannya dengan sistem daring. Acara ini nantinya tetap disiarkan langsung dari Dusun Karang Tanjung, Sleman sebagai lokasi diselenggarakannya Ngayogjazz 2020. Namun, penonton hanya dapat menikmatinya secara daring di website.
Vindra Diratara, salah satu Board of Creative Ngayogjazz, juga menjelaskan tata cara untuk menyaksikan rangkaian acara dari rumah melalui website yang sudah didesain khusus untuk menyambut Ngayogjazz 2020.
Ia mengatakan bahwa sensasi ibadah jazz tentu akan berbeda karena kondisi saat ini tidak seperti perayaan di tahun-tahun sebelumnya. Selain tata cara menyaksikan, tak lupa juga dibagikan informasi mengenai para penampil yang akan memeriahkan rangkaian Ngayogjazz 2020.
Rangkaian Ngayogjazz 2020 pada hari kedua tanggal 20 November dilanjutkan dengan pemutaran Ngayogjazz Dalam Layar yang menampilkan sebuah film singkat.
Film ini bercerita mengenai Dusun Karang Tanjung, yang diselingi oleh beberapa penampil yang turut memeriahkan Ngayogjazz. Dalam film ini digambarkan situasi desa wisata berbasis kampung iklim ini menyambut Ngayogjazz 2020.
Terdapat juga dialog singkat pranata acara Ngayogjazz bersama warga, sekaligus penampilan dari beberapa kesenian dari Karang Tanjung yang ditampilkan dalam film seperti: Cokekan, Bregada, dan tari Rampak Emban.
Potensi desa seperti kerajinan pot sepet serta berbagai olahan jamur, seperti jamur krispi dan sate pun turut serta diperkenalkan. Film berdurasi singkat ini membawa suasana desa ke hadapan sedulur jazz semuanya.
Kondisi Ngayogjazz kali ini tentunya akan berbeda daripada biasanya, desa yang biasanya riuh rendah akan terasa lebih lenggang. Namun demi menjaga diri di masa pandemi, semuanya tetap mengikuti protokol Kesehatan dan menyaksikan secara daring.
Seperti yang diutarakan oleh komandan lapangan Ngayogjazz, Ignasius Kendal dalam penjelasannya tentang Dusun Karang Tanjung, bahwa Ngayogjazz ingin menjaga lokasi ini karena kondisinya masih masuk dalam kategori zona hijau di masa pandemi.
Advertisement