Ngawi Diskusi soal Arus Modernisasi dan Dampak terhadap Budaya
Dewan Kesenian Kabupaten Ngawi (8DKKN) menggelar diskusi dan bedah buku tentang pokok pikiran kebudayaan di Kabupaten Ngawi. Tema yang serius dibahas, soal arus modernisasi dan dampaknya terhadap budaya dan tradisi kesenian di kabupaten ini.
Menurut Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk merawat dan melestarikan sejarah, seni dan budaya. Karena dengan acara ini bisa mendapatkan tanggapan masukan dari para penggiat seni budaya dan sejarawan kepada Pemerintah Daerah.
“Setidaknya untuk menyempurnakan kajian terhadap pokok pikiran kebijakan,” jelasnya di RM. Milakori, Mangunharjo, Ngawi, Kamis 8 Juni 2023.
Dikatakan oleh Dwi Rianto Jatmiko dari pertemuan ini nantinya bisa menguatkan narasi dan menyinkronkan antara data atau dokumen dengan kegiatan yang sudah dilakukan. “Sekaligus bisa mendorong salah satu produk seni, budaya dan tradisi kita untuk didaftarkan sebagai hak kekayaan intelektual ke pusat guna mendapatkan perlindungan,” tandasnya.
Dari diskusi ini, Wabup Dwi Rianto menyebut, bagian dari bentuk siaga terhadap gempuran modernisasi. “Ingat salah satu kesiagaan kita agar tidak lengah terhadap penjajahan yang tidak hanya di bidang militer tapi juga seni budaya. Maka bagaimanapun itu sama dengan mempertahankan jati diri bangsa,” terangnya.
Ketua Harian DKKN, Yudho Prasetyo yang biasa disapa Yudho Bakiak mengungkapkan kegiatan ini sekaligus bentuk sosialisasi untuk penggiat seni, budaya dan sejarawan dalam menyamakan persepsi. “Terutama terhadap kemajuan seni dan budaya di Kabupaten Ngawi,” tegas pria yang kerap disapa dengan Yudho Bakiak ini.
Selain dihadiri Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko sekaligus Ketua DKKN, beserta anggota, Komisi 2 DPRD Slamet Riyanto, Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Pemerintahan, Kepala OPD terkait serta sejumlah penggiat seni dan budaya di Kabupaten Ngawi.
Advertisement