Ngambek, Risma Larang Seluruh OPD Bicara Ke Media
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melarang semua pejabat di sekretariat daerah, asisten, hingga kepala organisasi perangkat daerah (OPD) tidak berbicara atau memberikan statemen apapun ke media massa.
"Mulai hari ini saya minta dan kalau memang dibutuhkan, saya, mulai jajaran di bawah saya, sekda, asisten, kepala OPD, hingga staf tidak saya perkenankan bicara ke media," kata Risma ketus.
Risma mengatakan hal itu saat memberikan jawaban atas pandangan umum DPRD Kota saat rapat paripurna beberapa waktu lalu. Kata dia, untuk kedepannya semua pemberitaan tentang dirinya ataupun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, akan dikomunikasikan langsung dengan Humas Pemkot Surabaya.
"Karena bagi saya, harga diri saya lebih penting dibandingkan yang lain," katanya
Ia seperti sedang ngambek. Maklum, saat membacakan jawaban atau tanggapan atas pandangan umum fraksi-fraksi saat rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Surabaya, Kamis 31 Oktober 2019, Ia dihujani interupsi dari berbagai fraksi DPRD Kota Surabaya.
Interupsinya mulai dari ia dianggap sering pencitraan, terlibat mafia perizinan proyek di Kota Surabaya, hingga membantu salah satu Kepala OPD untuk politik praktis menuju pemilihan Wali Kota Surabaya 2020.
Risma menyangkal semua tuduhan tersebut. Baginya, ia sama sekali tidak membutuhkan pencitraan. Bahkan, ia mengaku tidak mengeluarkan sepersen pun uang untuk pencitraan dirinya sebagai Wali Kota Surabaya.
"Saya sama sekali tidak butuh pencitraan. Tidak ada uang (APBD) yang saya gunakan untuk pencitraan saya," kata Risma.
Menurutnya, jika ia melakukan pencitraan, maka hal itu sudah ia lakukan jauh-jauh hari. Bahkan, jika dia mau, maka hari pertama ia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya Risma akan melakukan pencitraan. Ia mencontohkan, saat ia menolak jadi menteri, itu bukan pencitraan melainkan ia ingin menyelesaikan amanah.
"Mungkin ya kalau saya mau, empat tahun lalu saya sudah jadi menteri. Kemarin tawaran menteri pun saya tolak kok. Ya memang seperti itu yang saya jawab. Itu yang saya sampaikan ke media, saya berani disumpah dengan cara apapun," kata Risma.
Meski demikian, Risma mengaku ia tidak bisa membendung informasi-informasi tidak benar yang beredar tentang dirinya, hingga keluarganya. Sehingga ia meminta, semua orang untuk tidak menghiraukan informasi itu, karena kenyataan terkadang antara kenyataan yang sesungguhnya berbeda dengan informasi yang beredar.
"Bapak ibu (anggota DPRD) mungkin mendengar informasi ini begini, ini begini. Kadang ya jelas, tidak seperti itu kenyataannya. Jadi, mohon percaya kepada saya saja ya," pungkas Risma.