Ngaji Kebangsaan, Mahfud Singgung Masifnya Fenomena Golput
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mohammad Mahfud MD sempat menyinggung soal fenomena golput yang belakangan makin masif, jelang hari pemungutan suara Pilpres 2019.
Hal itu diutarakannya saat mengisi kajian Ngaji Kebangsaan, dihadapan puluhan ribu slankers, yang memadati Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Sabtu 7 April 2019, malam.
"Orang yang golput biasanya rasional dan punya pilihan yang baik, tapi kalau semua orang begitu, pasti yang terpilih nanti orang yang lebih jelek," kata Mahfud.
Ia pun berpesan agar masyarakat benar-benar menggunakan hak pilihanya pada hari pemungutan suara 17 April 2019 nanti, tanpa ketakutan apapun.
"Oleh sebab itu pilihlah yang tersedia, karena begitulah sejatinya demokrasi itu. Jangan sampai golput," pesan Mahfud.
Ia bercerita soal bagaimana awal sistem demokrasi atau republik bisa dianut oleh Indonesia. Hal itu kata dia dilakukan oleh para pendiri negeri, termasuk Soakarno, usai negeri ini memproklamirkan kemerdekaanya, silam.
"Ada yang menginginkan demokrasi, ada yang model kerjaan agar dapat memimoin negara secara penuh, setekag berdebat dua hari akhirnya 55 orang memilih demokrasi, 6 orang memilih kerjaan, dan 1 orang abstain," kata dia.
"Itulah sebabnya indonesia ini disepakati dalam bentuk demokrasi, karena negara ini paling plural, beragam sehingga agamanya beda-beda, sukunya ratusan dan bahasanya ratusan dan berbagai ikatan primordial lain," tambahnya.
Selain itu, Mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ini juga menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah merupakan kesepakatan final komponen bangsa yang tak boleh diotak atik lagi.
"NKRI ini sudah cocok, karena sistem bernegara itu merupakan produk ijtihad yang sudah disepakati dan paling cocok dengan bangsa ini," kata dia.
Dalam kitab suci Alquran, kata Mahfud tak ada satupun ayat yang mengharuskan suatu bangsa untuk menganut sistem khilafah sebagai dasar kenegaraannya.
Islam, kata dia, mengharuskan manusia untuk bernegara, apapun pandangan dan landasan kenegaraannya
"Saya pastikan bahwa menurut Alquran, tidak ada sistem baku tentang khilafah, apakah republik monarki, presidensil, yang penting menurut Islam kamu harus bernegara untuk memelihara jiwamu, hartamu, dan kekuargamu," katanya.
Sesi Ngaji Kebangsaan kemudian dilanjutkan dengan panjatan doa oleh Ustaz Yusuf Mansur yang turut hadir ditengah ratusan masyarakat.
Dalam doanya ia berharap agar Indonesia terus dilimpahi kemakmuran serta diberikan kestabilan kemanan jelang 17 April 2019 mendatang.
"Mari berdoa agar semunya diberi kelancaran, rezeki, kerjaan. Juga Indonesia diberkahi oleh Allah SWT," pungkasnya.
Selain itu, adapula penampilan band kenamaan asal ibu kota, Slank, yang siap menghibur ratusan slankers dan masyarakat Surabaya. (frd)