Ngaji Bareng Para Dokter, Begini Pesan Islam di Tengah Pandemi
Ada dua wabah yang menyebar cukup cepat saat ini, yaitu virus Corona dan 'virus sok tahu'. Dokter dan medis berjibaku siang dan malam mengahadapi keduanya. Seharusnya kita berterima kasih dan menyanjung perjuangan mereka.
Kenyataannya malah sebaliknya, dituduh konspirasi, mengambil keuntungan dan sebagainya. Kalau ditanya mana buktinya: "Ini di grup WA" dan sebagainya.
"Bagi saya informasi apapun yang berseliweran, saya tak bergeming, saya lebih percaya kepada para dokter. Mengapa?," tutur Ustadz Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya.
Ya mengapa? Ini penjelasannya, ketika Ustadz Ma'ruf Khozin ngaji bareng para dokter, terkait protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 saat ini:
Sebab Allah dalam Al-Qur'an mengingatkan sebanyak 2x agar bertanya kepada ahlinya:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"... maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui." (Al-'Anbyā': 7 dan An Nahl 43)
Para kyai, ustaz dan siapapun yang beriman dengan Al-Qur'an sudah semestinya mengamalkan ayat ini. Urusan ilmu agama tentunya ulama yang lebih tahu. Urusan bengkel tentu para mekanik yang lebih faham. Urusan desain rumah tentu para arsitek yang lebih menguasai. Ketika urusan sehat dan sakit maka para dokter yang kita ikuti.
Tapi kan ada tetangga saya belum apa-apa, baru masuk ruang ICU meninggal langsung di'Coronakan'? Kita semestinya ingat dengan kaedah Fikih mengapa para dokter memutuskan hal tersebut, tentu mengacu kepada:
ارتكاب أخف الضررين
"Mengambil risiko terkecil".
Virus membahayakan itu tidak terlihat. Jika jenazah dianggap sebagai jenazah biasa lalu ditangani oleh warga dan ternyata positif Corona kemudian menular, siapa yang tanggung jawab? Terlebih kepada para dokter juga bisa berpotensi terjangkiti.
Dan cara ini dibenarkan dalam Fikih Islam. Dan kita sama-sama tahu di dalam ibadah ada sekian banyak keutamaan. Namun jika membahayakan keselamatan maka Islam lebih mendahulukan keselamatan itu.
Lagian, bagi mereka yang sudah akut tingkat kepercayaan terhadap teori konspirasi ini, kalau terkena Corona -semoga Allah menyelamatkan kita semua- tetap pergi ke dokter juga, kok. Dan para dokter tetap menangani dengan sebaik-baiknya. Tidak ada dari dokter yang mengetahui pasien seperti itu lalu ditolak, tidak ditangani, apalagi masih memilih pasien: "Kamu percaya Corona ini teori konspirasi apa tidak?"
Maka para dokter dan medis inilah yang mengamalkan hadis berikut:
ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " ﻻ ﺗﻜﻮﻧﻮا ﺇﻣﻌﺔ، ﺗﻘﻮﻟﻮﻥ: ﺇﻥ ﺃﺣﺴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﺣﺴﻨﺎ، ﻭﺇﻥ ﻇﻠﻤﻮا ﻇﻠﻤﻨﺎ، ﻭﻟﻜﻦ ﻭﻃﻨﻮا ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ، ﺇﻥ ﺃﺣﺴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻥ ﺗﺤﺴﻨﻮا، ﻭﺇﻥ ﺃﺳﺎءﻭا ﻓﻼ ﺗﻈﻠﻤﻮا "
"Janganlah kalian plin plan. Jika mereka berbuat baik maka kami balas dengan kebaikan. Jika mereka zalim maka kami balas dengan kezaliman. Tapi teguhkan hati kalian. Jika mereka berbuat baik maka kalian balas dengan kebaikan. Jika mereka berbuat buruk maka kalian jangan membalas dengan kezaliman" (HR Tirmidzi)