Ngabuburit Stand Up Comedy, Komika Surabaya Utara: Di Atas Jam 12 Malam Semua Milik Gusti Allah
Ngopibareng Stand Up Competition berakhir dengan terpilihnya enam juara. Materi yang dibawakan beragam. Mulai dari rasisme hingga karakter warga Surabaya Utara, yang dibawakan dalam topik utama "Cegah Radikalisme dan Toleransi.
“Aku Arek Surabaya Utara. Di atas jam 12 malam, kabeh milik gusti Allah,” kata Dana, salah satu peserta, Jumat 21 Maret 2025.
Tak mau kalah, Maygel, membawakan bahan lelucon rasis yang sering dialaminya. Maygel, yang brasal dari wilayah Timur sering mengalami stigma negatif lantaran fisiknya dejgan rambut keriting dan kulit hitam. “Kalau mau menghina seharusnya lebih total, tukang pukul, pemabuk. Menghina kami dengan fisik rambut keriting dan kulita hitam, maaf saja, kami justru bangga dengan itu,” tandasnya.
Dewan juri stand up, Kuncarsono menyebut komika berbeda dengan seniman lain, seperti penyanyi.
Dibutuhkan kecerdasan dan keluasan wawasan untuk membuat lelucon yang eksklusif di setiap penampilan.
"Kalau penyanyi, setiap tampil bisa mengulang lagu yang sama dan tambah baik. Tapi pelawak tidak. Bahan lelucon tidak bisa diulang-ulang di setiap penampilan," katanya, Jumat 21 Maret 2025.
Ia menilai komika yang tampil di panggung Ngopibareng Stand Up Competition memiliki kemampuan membawakan lelucon dengan baik. Tantangannya membawakan tema yang berat namun bisa mengundang tawa. "Tema toleransi dianggap berat, bisa jadi lebih ringan kalau kita berada di level kedewasaan yang sama. Menertawakan lelucon yang sama. Itu menjadi tantangannya," imbuhnya.
Sementara, Ngopibareng Stand Up Competition menghasilkan enam juara dari 14 peserta, antara lain:
Juara Harapan 3: Fandi Jepler
Juara Harapan 2: Musa
Juara Harapan 1: Hariz
Juara 3: Maygel
Juara 2: Resti
Juara 1: Bayu Yatno
Advertisement