Ngabuburit dan Melepas Penat di Waduk Bendo Bojonegoro
Anto baru saja melepas mata kailnya di Waduk Bendo atau Waduk Grobogan, Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Meski cahaya matahari menembus pepohonan yang rimbun di area waduk, membuatnya kerasan hingga sore menjemput.
Pegawai honorer di Pemerintah Bojonegoro ini, sudah lebih dua jam lamanya memancing di waduk tanah bekas Solo Valley Werken ini. Waduk Bendo memang kerap ramai pengunjung jika pada hari-hari libur, Sabtu dan Minggu.
Tetapi saat Ramadan, waduk yang berlokasi di timur Desa Bendo ini, juga kerap dikunjungi warga dari luar. Ada yang ngabuburit menunggu sore dengan memancing, mainan anak-anak atau juga melepas penat di waduk tersebut.
Dan satu di antara pengunjung yang memanfaatkan waktu sore hari adalah Anto. Pria 37 tahun ini kerap hampir seharian memancing di waduk yang airnya jernih itu. "Saya kerasan (betah) mancing di sini dan bisa seharian," ujarnya pada ngopibareng.id Minggu 10 April 2022.
Waduk Bendo dikenal salah satu dari 12 destinasi wisata desa di Bojonegoro. Lokasinya sekitar 13 kilometer arah selatan Kota Bojonegoro. Cukup mudah menuju lokasi desa yang dikenal dengan tanaman salak ini.
Namun karena tidak berada di jalur transportasi umum sehingga disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi. Atau juga bisa menggunakan fasilitas ojek online, baik mobil atau sepeda motor.
Untuk penataan kawasan Waduk Bendo didukung Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Desa Bendo, Kecamatan Kapas. Ada parkir yang luas, tiket masuk area Waduk Bendo, juga arena bermain anak dan persewaan perahu.
Selain ada mata air, Waduk Bendo juga mendapat suplai dari sungai yang mengalir dari selatan. Airnya dari mata air Sendang (telaga kecil) di Desa Sumber Arum, Kecamatan Dander, Bojonegoro. Air yang melimpah menjadikan tanah pertanian di sekitar Waduk Bendo bisa tanam padi minimal dua hingga tiga kali dalam satu tahun.
"Jarang kering air di waduk," ujar Adi, petani penggarap tanaman padi di sekitar Waduk Bendo.
Data di desa, Waduk Bendo adalah aset tanah Solo Hilir bekas tanah Solo Valley Werken yang merupakan hibah dari Ratu Wilhelmina II tahun 1930 silam. Di Desa Bendo, tanahnya sebagian di sewa warga untuk kawasan pertanian. Luasnya sekitar 75 hektare termasuk di dalamnya Waduk Bendo. Ada lebih dari 150 warga yang menyewa tanah untuk pertanian.
"Sebagian disewa warga untuk pertanian," ujar Kepala Desa Bendo, Bambang Caroko pada Ngopibareng.id, beberapa waktu lalu.
Untuk penataan kawasan, Desa Bendo tak hanya ada waduknya saja, tetapi beberapa kawasan juga terdapat tempat untuk wisata kuliner. Di antaranya yang cukup dikenal yaitu sambelan belut goreng dan bakar di tengah kebun salak.