New Normal, Pola Hidup dengan Makanan Tanpa Virus
Memasuki masa “new normal” maka kita harus menerapkan tatanan kehidupan baru, yang mungkin tidak kita lakukan sebelumnya yaitu jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan yang penting namun jarang dibahas adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan baik.
Makanan yang bergizi telah dikumandangkan agar kita dapat meningkatkan system imun kita sehingga mampu menangkal infeksi virus ke dalam sel kita.
Bagaimana dengan makanan yang baik?
Makanan yang baik adalah makanan yang selain mengandung nutrisi yang kita butuhkan haruslah terhindar dari hal-hal yang merugikan kita. Makanan yang bergizi belum tentu baik.
Sebagai contoh, kolesterol baik bagi anak-anak untuk pertumbuhan otak. Namun menjadi tidak baik bagi orang tua yang telah mengalami gangguan system organ karena dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Jadi mengkonsumsi makanan haruslah sesuai dengan keperuntukannya.
Makanan selain mengandung nutrisi yang kita butuhkan seringkali mengandung senyawa anti nutrisi yang dapat mengakibatkan keracunan ataupun ketidaktersediaan nutrisi bagi tubuh. Selain anti nutrisi, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme dapat menyebabkan sakit karena pertumbuhan di dalam pencernaan kita atau menghasilkan racun pada makanan kita dan mengakibatkan kita keracunan. Kalau kita gambarkan adalah sebagai berikut:
Pada tulisan kali ini kita akan membahas terlebih dahulu faktor resiko eskternal yang kemungkinan dihadapi makanan kita. dua faktor penting tersebut adalah mikroorganisme dan bahan makanan tambahan. Mikroorganisme adalah faktor yang terkait dengan sanitasi karena keberadaannya tidak kita harapkan sedangkan bahan tambahan makanan adalah sesuatu yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan yang mungkin dapat berakibat kurang baik bagi tubuh, apalagi jika penambahannya tidak memenuhi standar yang diperbolehkan.
Keberadaan mikroorganisme yang tidak kita harapkan pada makanan disebut dengan kontaminan. Mikroorganisme kontaminan pada makanan umumnya mencakup jamur, bakteri dan virus. Pada tulisan kali ini kita akan mencoba membahas sepintas virus-virus yang mengkontaminasi dan menyebabkan sakit pada kita.
Virus seringkali menjadi penyebab penyakit pencernaan hampir pada semua usia, yang paling seringa dalah diare. beberapa kelompok virus yang menyebabkan sakit melalui pencernaan adalah roravirus, norovirus, sapovirus, adenovirus, astrovirus dan masih banyak lagi.
Norovirus termasuk dalam virus RNA untai tunggal family Caliciviridae. Virus ini menyababkan diare dan muntah pada penderita. Selain norovirus, maka rotavirus juga dikenal sebagai penyebab diare dan muntah, namun lebih sering menyerang pada anak-anak. Virus ini sangat virulen dan dapat tersebar di kantin sekolah, restoran, rumah sakit, hotel dan tempat-tempat penyedia makanan seperti warung makan. Rute penyebaran virus ini adalah dari feses, muntahan penderita, percikan air liur, makanan dan minuman baik pada bahan baku ataupun yang disajikan juga air yang digunakan.
Makanan yang terkontaminasi oleh norovirus umumnya makanan yang dingin dan kurang matang, sayuran yang dikonsumsi segar dan dicuci dengan air yang kurang bersih dan juga dari pekerja yang mungkin telah terinfeksi oleh virus ini namun yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala.
Pasteurisasi makanan pada suhu 800C selama 2,5 menit sudah mampu menonaktivkan virus ini, sedangkan pada minuman pada suhu 750C selama 2 menit. Oleh sebab itu sebenarnya proses pasteurisasi normal sudah dapat menangkal keberadaan virus ini pada makanan. Namun demikian, seringkali untuk mencegah kerusakan warna dan kesegaran sayuran, maka pengolahan kebanyakan menggunakan suhu 65 – 750C selama kurang dari 1 menit sehingga keberadaan virus ini belum sepenuhnya terhindarkan.
Selain virus penyebab muntah dan diare, maka yang cukup berbahaya adalah virus hepatitis. Hepatitis A adalah penyakit akibat virus yang paling umum ditularkan melalui makanan mentah atau kurang matang, air yang tidak bersih yang digunakan untuk mencuci sayuran dan air minum yang terkontaminasi. Makanan yang sering terkontaminasi diantaranya adalah seafood.
Makanan yang terkontaminasi virus ini apabila masuk ke usus maka akan dapat mencapai hati dan berkembang biak yang dapat menyebabkan nekrotik pada hati. Virus ini dapat bertahan pada proses pemasakan, oleh sebab itu kecermatan memilih bahan baku makanan yang akan diolah perlu mendapat perhatian yang serius. Guna mencegah infeksi virus ini maka selain menjaga kebersihan adalah batasi atau hindari menkonsumsi alkohol, diet rendah lemak, cukupi asupan zat besi dan vaksinasi hepatitis.
Bagaimana dengan covid-19?
Covid-19 bukanlah penyakit akibat virus yang penyebarannya melalui makanan tetapi melalui saluran pernapasan oleh sebab itu kecil kemungkinan makanan kita menyebabkan infeksi saluran pernapasan kita, kecuali ada covid-19 yang telah mengalami mutasi atau tindakan kita yang tidak tepat pada makanan kita yang akan kita konsumsi yang ternyata telah terkontaminasi oleh covid-19, misalnya menghirup aroma makanan dengan jarak dekat, menggunakan gelas yang sama yang digunakan oleh penderita dan sebagainya.
Jadi sebenarnya infeksi virus dapat kita cegah melalui perilaku hidup yang bersih. Selamat memulai kehidupan normal baru dengan menjaga sanitasi diri dan lingkungan agar penyakit yang diakibatkan oleh virus dapat terhindarkan dari kita.
*) Nur Hidayat adalah Dosen Mikrobiologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang