Netizen Marah, Polisi Dinilai Gagal Tangani Kerusuhan di Malang
Pasca kerusuhan antar suporter di Stadion Kanjuruan, Malang polisi dikritik habis-habisan oleh para netizen. Mereka menilai polisi gagal menangani massa suporter dari Aremania yang masuk stadion usai laga Arema FC Vs Persebaya.
Apalagi, aparat kedapatan menembakkan gas air mata ke tribun penonton yang penuh, padahal benda itu dilarang FIFA, beberapa Bonek bersuara.
Akun Instagram Polres Malang diserbu habis-habisan oleh warganet yang umumnya dari kalangan suporter, termasuk Bonek fans Persebaya Surabaya.
Dalam salah satu unggahan sebelum laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Polres Malang membuat ajakan suporter untuk tak membawa flare ke stadion.
Namun kenyataanya polisi yang justru menggunakan gas air mata di dalam stadion yang penuh, bahkan banyak perempuan dan anak-anak mengalami sesak nafas. "Matikan flare, lempar gas air mata," sindir akun @dzak***.
"Aku Bonek pak. Tapi tindakan anggotamu gak masuk blas, cok!!!," tulis akun @ydst***.
"Aku Bonek tapi tindakanmu ngawur dengan menembak gas air mata dikira bisa bubar dengan kapasitas suporter full kaya gitu? Itu sama saja ada orang di dalam botol terus sampean semprot Baygon, itu penertiban atau penyiksaan," tulis akun @bond****.
Selain itu, media sosial Twitter juga ramai dengan tagar Kanjuruhan, Bonek, dan Polisi. Banyak di antara pengguna media sosial itu memberi kesaksian apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menyebut penembakan gas air mata menjadi salah satu penyebab banyak orang tewas di Stadion Kanjuruhan. "Setop kompetisi atas dasar kemanusiaan," tulis dia.
Seorang jurnalis dengan akun @ainurrohman di Twitter membeberkan mendapat keterangan bila total orang meninggal dunia mencapai 127 orang hingga, Minggu, 2 Oktober 2022 pagi sekitar pukul 06.0 WIB.
"Via Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, total 127 orang meninggal. 2 di antaranya anggota Polri. 34 Meninggal di Stadion Kanjuruhan, 93 meninggal dunia di rumah sakit," tulisnya.
Sementara itu, Manajemen Arema FC mengungkapkan permintaan maaf atas insiden tersebut. Selain itu, manajemen juga membuka Crisis Center untuk membantu korban.
"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ujar Ketua Panitis Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris dilansir laman resmi Arema, Minggu, 2 Oktober 2022.
Manajemen Arema FC, kata Haris, juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," tambah Haris.
Haris menambahkan, Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban dari Aremania.
"Kepada keluarga korban manajemen Arema fc memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," ujar Abdul Haris.
Advertisement