Netizen Apresiasi Gaya Debat Gus Ipul-Puti
Debat kandidat Pilgub Jatim 2018 yang berlangsung Selasa malam, 10 April, kemarin berlangsung dinamis. Dua kandidat calon wakil gubernur, Emil Dardak dan Puti Guntur Soekarno, melakukan perdebatan yang menyita perhatian.
Berdasar data Indonesia Indicator, yang memantau perbincangan netizen di media sosial pada debat Pilgub Jatim, terlihat respons negatif untuk pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak lebih tinggi dibanding Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Soekarno. Netizen merespons negatif aksi Emil yang menyerang Puti secara agresif.
Awalnya, Cawagub pasangan Khofifah Indar Parawansa itu mendapat pujian dari netizen. Emil dianggap sebagai sosok yang mewakili generasi muda (kaum milenial).
Namun pada sesi debat antar cawagub, Emil tak bisa menahan diri saat menjawab pertanyaan dari Puti Soekarno terkait bayi gagal tumbuh atau stunting di Trenggalek di mana Emil menjadi bupati.
"Saya bertemu ibu, bayinya terkena stunting," kata Puti menceritakan hasil temuannya saat mengunjungi Trenggalek.
Berdasarkan data resmi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Trenggalek memang masuk daftar kabupaten dengan bayi gagal tumbuh alias stunting.
Puti berusaha melanjutkan bicara, namun Emil langsung memotongnya.
"Mbak Puti jalan-jalan ke Trenggalek datang ke satu desa katanya gizi buruk. Bayi yang mbak datangi itu beneran kategori gizi buruk nggak!" tandas Emil.
Pasangan Gus Ipul ini kemudian menjelaskan lagi dan menyebutkan desa yang ada bayi stunting-nya. Di Trenggalek memang terdapat sepuluh desa basis bayi gagal tumbuh yang jumlahnya 24-25 persen dari total balita alias di atas batas toleransi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Belum usai menjelaskan soal kondisi stunting itu, Emil kembali memotong pembicaraan Puti yang sudah beberapa kali berkunjung ke Trenggalek.
"Bayinya gizi buruk nggak?" ujar Emil.
“Mas Emil, stunting terkait lingkungan. Di Trenggalek itu, ada desa yang MCK tidak ada...," kata Puti yang penjelasannya dipotong Emil lagi.
Host debat Alfito Dennova Gintings dan Anisa Dasuki sampai harus mendatangi untuk menengahi debat kedua cawagub itu.
Perdebatan itu membuat respons netizen ke Emil menjadi negatif, berdasarkan data Indonesia Indicator. Netizen kecewa bahkan marah dengan sikap Emil yang agresif.
“Petanya berubah. Paslon satu ada warna ungu (kecewa), ada warna biru (kaget) , ada warna merah. Itu adalah emosi netizen yang agak marah dengan perdebatan ini,” ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang dalam wawancara analisis media sosial di salah satu televisi swasta.
Dalam data Indonesia Indicator, kata Rustika dalam wawancara tersebut, ternyata yang diserang netizen bukan pasangan calon nomor urut dua (Gus Ipul-Puti), tapi calon nomor urut satu (Khofifah-Emil).
Warna merah sebagai tanda kemarahan netizen penuh sekali menghiasi sentimen ke Emil pada segmen debat itu. Adapun sentimen positif lebih banyak berlabuh ke Puti.
“Sampai akhir diskusi, orang masih membicarakan debat itu,” kata Rustika. (frd/wah)
Advertisement