Netanyahu Benarkan Serangan Israel ke Gaza dan Lebanon, Begini Jawaban Menlu Retno
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pidato di mimbar Majelis Umum PBB, pada Jumat 27 September 2024. Dalam pidato yang direspons dengan walk out dari sebagian besar diplomat di forum itu, Netanyahu menyebut Israel tak akan berhenti menyerang Gaza dan Lebanon sebagai bentuk bela diri. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi pun merespons pidato itu pada Sabtu, 28 September 2024, di forum yang sama di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat.
“Kemarin PM Netanyahu menyatakan, ‘Israel ingin damai…’, ‘Israel mendamba perdamaian’. Apa benar? Bagaimana mungkin kita akan percaya pernyataan itu?” kata Menlu dikutip media, Minggu 29 September 2024.
“Kemarin, saat dia di sini, Israel melakukan serangan udara besar-besaran terhadap Beirut yang belum pernah terjadi sebelumnya. PM Netanyahu ingin perang berlanjut. Kita harus menghentikannya, sekali lagi, kita harus menghentikannya.”
Di hadapan ratusan diplomat negara anggota PBB, Retno meminta agar negara di dunia memberikan tekanan kepada Israel untuk kembali ke jalan keluar politis, Solusi Dua Negara. Pernyataannya pun disambut riuh tepuk tangan dari para delegasi yang hadir.
Retno kemudian menekankan lagi sejumlah hal yang bisa dan harus dilakukan oleh negara-negara dunia secara kolektif, sebagaimana yang juga dia sampaikan dalam forum-forum PBB lainnya. “Saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukannya sekarang juga! Jika masing-masing dari kita melakukannya, saya yakin hal ini akan berdampak,” tegasnya.
Menurut Menteri Luar Negeri di dua periode Presiden Joko Widodo ini, pengakuan terhadap Palestina berarti menginvestasikan sebuah dunia yang lebih damai, adil, dan berperikemanusiaan.
Selain itu, Retno kembali menyebut nama Dewan Keamanan PBB sebagai pihak yang paling bertanggungjawab menghentikan kekejaman Israel bagi warga Palestina. “Mandat Dewan Keamanan adalah untuk menjaga dan menciptakan perdamaian, bukan menjaga dan memperpanjang masa perang, atau bahkan lebih buruk lagi yaitu mendukung pelaku kekejaman,” ujar Retno.
Dalam video yang viral, Retno menegaskan, DK PBB ikut terlibat jika tidak mendorong berhentinya penderitaan warga Palestina di Gaza. “Tidak bersikap berarti ikut mengizinkan,” tandasnya.
Menlu Retno juga wenggunakan waktu untuk pamit kepada diplomat lain, sebab tak akan mewakili Indonesia di forum yang sama. Pidatonya menjadi kali terakhir sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.