Neoimperialisme Picu Kesadaran Kritis Kelas Menengah
Guru besar bidang sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Wahyudi MSi¸ mengatakan, imperialisme dan neo-imperialisme sebagai ancaman multi-dimensi terhadap kedaulatan rakyat telah memicu kesadaran kritis dari kelas menengah.
"Dengan cinta tanah air, empati terhadap isu bangsa, dan peneguhan martabat serta kedaulatan rakyat, pranata sosial kelas menengah ini tidak hanya menjadi saksi tetapi juga pelaku perubahan sosial yang signifikan," jelasnya di Malang, Selasa 9 Januari 2024.
Prof. Wahyudi memperkenalkan "Teori Kontribusi Pranata Sosial Kelas Menengah", sebuah pendekatan baru yang menyoroti bagaimana kelas menengah dapat menjadi kekuatan pendorong dalam memajukan kedaulatan rakyat dan keadilan sosial.
Dia menguraikan, kontribusi spesifik pranata sosial kelas menengah dalam gerakan sosial. Termasuk pengembangan kesadaran profetik, ideologi gerakan, artikulasi diri, serta pembentukan jejaring gerakan sosial yang kuat.
"Ini menandai sebuah pergeseran dari sekadar kesadaran menjadi aksi nyata yang berdampak pada struktur sosial dan politik," tandas Wadir 1 PPs UMM ini.
Yang menarik, penelitian Prof Wahyudi ini menekankan bahwa pranata sosial kelas menengah berada dalam posisi unik. Mereka tidak terikat pada upaya mempertahankan status quo atau kebutuhan subsisten seperti kelas lainnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan transendensi dalam gerakan sosial, sehingga memungkinkan mereka untuk beraksi lebih bebas dan kreatif.
Kontinuitas gerakan sosial, menurut nya, sangat bergantung pada nilai-nilai dan norma humanitas yang terus-menerus diproduksi dan direproduksi. Ini menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif bagi aktivis, menumbuhkan dukungan jaringan yang kuat, dan menjamin responsivitas dari target gerakan sosial tersebut.
Hal ini menegaskan komitmen dan integritas para aktor dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam perjalanan gerakan sosial.
Teori ini bukan hanya sekadar tambahan dalam literatur teori gerakan sosial. Tetapi juga sebagai komplementer yang memberikan perspektif baru dan lebih mendalam.
Guru besar asal Blora, Jateng ini menunjukkan bagaimana teorinya dipengaruhi oleh pemikiran micro-macro linkage dan Theory of Structuration. Pengaruh ini memberikan dasar teoretis yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini.
Pentingnya penelitian ini tidak hanya terletak pada kontribusi akademisnya tetapi juga aplikasinya dalam praktik. Dengan memahami peran dan potensi pranata sosial kelas menengah, para aktivis, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum dapat lebih strategis dalam merancang dan melaksanakan gerakan sosial.
"Ini membuka peluang bagi terciptanya strategi yang lebih inklusif, dinamis, dan berdampak dalam berjuang untuk kedaulatan rakyat dan keadilan sosial," jelasnya.
Dia menyebut bahwa "Teori Kontribusi Pranata Sosial Kelas Menengah" membuka perspektif baru dalam teori gerakan sosial dengan menempatkan pranata sosial kelas menengah sebagai elemen kunci dalam memperkuat gerakan sosial.
Karenanya studi Prof Wahyudi ini tidak hanya menginformasikan, tetapi juga menginspirasi langkah-langkah baru dalam memahami dan melaksanakan perubahan sosial yang berkelanjutan dan bermakna.