Humor Ramadhan! Nekat Mudik, Kehilangan Sandal di Masjid
Masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, pemerintah memutuskan untuk melarang aktivis mudik Lebaran. Padahal, mudik telah berurat-berakar menjadi bagian penting dari kultur masyarakat di Nusantara.
Di tengah masa-masa menegangkan menjelang Idul Fitri, selalu ada jalan pelepasan psikologis agar menjadikan kita rileks. Sekaligus terhibur. Berikut dua humor penting terkait Ramadhan.
Nekat Mudik Meskipun Dilarang
Seorang sopir jurusan Jember-Madura nekat membawa penumpang yg akan mudik ke Madura.
Tapi semua penumpang protes, karena mobilnya malah mengarah ke jurusan Banyuwangi.
"Tenang saja Pak/Bu, insya Allah kita akan sampai di Madura" ucapnya santai.
Sesampai di perbatasan Kalibaru mobil dihentikan oleh petugas razia mudik lebaran.
"Dari mana mau kemana Pak?"
Dengan tenang sang sopir menjawab, "Dari Madura mau ke Banyuwangi Pak"
"Ma'af Pak, kan mulai hari ini sudah berlaku larangan mudik, silahkan Bapak puter balik ke Madura!"
"Tapi Pak, takutnya nanti kami juga sudah tidak bisa kembali ke Madura, karena dicegat diperbatasan Probolinggo, Pasuruan dan Surabaya?
"Tidak ada alasan lain, nanti kami buatkan surat pengantar bahwa kalian semua harus pulang balik ke Madura!
"Yesss, ucap batinnya dibarengi dengan sorak para penumpangnya...!
Kehilangan Sandal di Masjid
Seorang warga Kaliasin Surabaya, Saiful Hadjar, berkisah tentang hari-hari selama bulan suci Ramadhan.
Habis Salat Maghrib di masjid saya kehilangan sandal. Dengan sendirinya saya pulang tidak beralas kaki. Orang-orang perumahan dengan heran melihat langkah kakiku tidak beralas kaki menuju rumah. Mereka tidak ada yang bertanya, hanya matanya melirik langkah kakiku tak bersandal.
Sampai di depan rumah, secara spontan istriku bertanya dengan nada marah, "Di mana sandalnya ?"
Jawabku enteng, "Hilang"
"Kok bisa ?" tanya istriku tetap dengan nada marah"
"Shalat di masjid kehilangan sandal, kok marah-marah," jawabku dengan hati-hati.
Istriku tertegun sambil menahan marah mendengar perkataanku.
"Padahal kita sering meninggalkan shalat kehilangan akal sehat gak pernah marah-marah." lanjut omonganku dengan nada lembut.
Tiba-tiba raut wajah istriku yang semula marah jadi tersenyum kecil.