Negosiasi Damai, Hamas Tetap Ajukan Gencatan Senjata Permanen
Kelompok pembebasan Palestina di Gaza Hamas, kembali mengajukan gencatan senjata. Tuntutan yang disebut realistis dalam perundingan bersama Israel di Qatar.
Petinggi Hamas Osama Hamda menyebut, tuntutan gencatan senjata juga dilengkapi dengan pengungsi dipulangkan, juga bantuan kemanusiaan dibuka serta rekonstruksi pembangunan jalur Gaza dimulai.
Hal itu disampaikan Hamas kepada kantor berita Sama, pada Sabtu 16 Maret 2024, dikutip dari Antara, Minggu 17 Maret 2024.
Ia menyebut usulan Hamas sangat realistis sehingga tidak pantas ditolak. Dalam usulan itu, Hamas juga membicarakan ribuan warga Palestina yang menjadi tahanan Israel, serta penarikan pasukan Israel di jalur Gaza.
Kini, Hamdan mengaku sedang menunggu respons Amerika Serikat dan Israel terkait usulan gencatan senjata yang mereka ajukan. Menurutnya, Israel telah mengalami kekalahan dan gagal dalam mencapai tujuan dalam melakukan serangan di Jalur Gaza. Ia juga menyebut jika Israel mengalami kerugian yang parah, terutama militer Israel, akibat serangan mereka.
Perundingan Israel
Sebelumnya proses perundingan dengan Israel yang dimediasi Qatar, selalu berujung gagal. Proposal yang diajukan Hamas sering kali diabaikan oleh Israel.
Sebelumnya, Hamas mengakukan pertukaran tawanan Israel dengan tahanan warga Palestina, yang 100 orang di antaranya dihukum seumur hidup.
Tawanan Israel yang dibebaskan pada tahap pertama akan mencakup tentara wanita serta wanita, anak-anak, dan lansia lainnya, yang akan ditukar dengan 700 hingga 1.000 warga Palestina.
Selain itu, kelompok perlawanan Palestina itu juga mendesak Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat mengawasi implementasi kesepakatan gencatan senjata nantinya.
Advertisement