Ndara Mantri Guru: Memoar Seorang Pendidik
Pernahkah membayangkan diri Anda menulis sebuah memoar dalam bentuk novel biografis, pada usia 80an tahun? Tentu saja pertanyaan itu tak mudah dijawab karena berkaitan dengan masalah usia. Jika kita bicara usia berarti kita bicara tentang waktu, sesuatu yang selalu kita hitung berdasarkan jam, hari, minggu, bulan n tahun yang kita rentang seiring dengan kondisi kita di dalam kehidupan.
Tapi, adakah kita sesungguhnya paham tentang waktu, yang secara pribadi bagi saya, terasa mengandung misteri. Melalui ungkapan, manusia berusaha Tuhan yang menentukan, rasanya kita bisa sedikit paham, bahwa waktu tak sepenuhnya bisa kita hitung berdasarkan kalender jenis apapun.
Dalam konteks itulah saya merasa kagum, takjub kepada Prof. Sugimin WW, yang menulis novel dokumenter - saya menyebutnya sebagai novel biografis - dengan tajuk Ndara Mantri Guru (NMG) yang diterbitkan oleh PT. Pendar Asa Komunika pada Maret 2022. Pada usia 80an, atau tepatnya usia 86 pensiunan gurubesar ITS yang memiliki kepakaran matematika eksperimentil ini melahirkan sebuah novel.
Novel NMG dengan latar belakang biografis penulis dari periode kolonial sampai dengan masa pensiun tahun 2006 merupakan suatu alur cerita yang dibangun dengan sederhana melalui perspektif pendidikan dari beberapa periode kekuasaan politik. Di antara arus sosial politik berbagai periode itu, yang menarik bagaimana penulis sangat menekankan proses pertumbuhan dan perkembangan karakter berkaitan dengan dunia pendidikan.
Saya menganggap inilah tematik utama dari novel yang rasanya ditulis dengan santai, sederhana, yang saya kira bisa dibaca oleh anak anak siswa SLTP. inilah juga salah satu kekuatan novel NMG yang dengan halus menyelipkan kritik sosial terhadap birokrasi sistem pendidikan kita sekarang. Tentu saja sebuah novel senantiasa mengandung unsur hubungan hubungan personal, tentang pacaran, lika liku sepasang kekasih yang saling mengingat dan memendam rasa cinta, sampai dengan masa berkeluarga. Di antara itu pula berkelindan pesan moral tanpa beban menggurui yang disampaikan dengan santai.
Novel NMG yang disunting oleh Imung Mulyanto (mantan jurnalis Surabaya Post), dengan sampul terasa klasik garapan Sasetyo Aryono ini disambut oleh Rektor ITS Prof. Dr. Ir. Mohamad Ashari, M. Eng, dengan harapan para tehnokrat di kampus bisa belajar dari Prof. Sugimin WW, yang berani keluar dari zona nyaman, dan memasuki ruang imajinasi yang tak mengenal batas, dan lahir "Sugimin" yang lain dari kampus para tehnokrat ITS.
Wasana kata, saya ingin menyampaikan rasa kagum kepada Prof. Sugimin WW, yang pada usia begitu panjang, yang tak surut dan tak lelah untuk mendidik melalui novel biografisnya. Selamat, dan semoga Prof. Sugimin WW. selalu sehat bersama keluarga. (Halim HD. Networker Kebudayaan)