Natuna Kian Dekati Status Geopark UNESCO
Natuna semakin dekat untuk mencapai status geopark dunia. Sebab, Sekjen Global Geopark Network UNESCO Guy Martini telah mengunjungi kawasan Geopark Nasional Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Guy Martini tiba bersama tim Geopark UNESCO. Rombongan disambut langsung Asisten Administrasi Umum Izwar Asfawi, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Hardinansyah, Kepala Dinas Pariwisata Natuna Erson Gempa Afriandi, dan Kepala Bappeda Moestafa.
"Kedatangan Guy Martini untuk melakukan survei. Tujuannya, menjadikan Natuna UNESCO Global Geopark 2019. Kita harapkan kedatangannya dapat mempercepat proses tersebut," ujar Kepala Dinas Pariwisata Natuna, Erson Gempa Afriandi.
Erson mengatakan, berbagai terobosan terus dilakukan dalam rangka mempersiapkan Natuna menjadi geopark dunia. Status ini akan semakin mengangkat nama Natuna.
“Insya Allah tahun depan akan segera kira siapkan dan akan melatih kelompok pengelola. Jadi nanti disetiap Geosite akan ada pengelola yang terlatih dan akan dibangun jejaring kerja, sehingga mereka akan saling bersinergi,” ujarnya.
Kabupaten Natuna memiliki banyak situs, termasuk batu granit berusia lebih dari 100 juta tahun. Bidang budaya dan sejarah juga tidak kalah menarik, termasuk tradisi pantun di Kepulauan Riau yang sedang diajukan menjadi salah satu warisan budaya dunia melalui UNESCO.
Potensi laut Natuna juga bisa menjadi geopark maritim. Apalagi Natuna masuk dalam sejarah Jalur Rempah Nusantara. Dalam sosialisasi itu banyak terungkap potensi daerah yang belum banyak diketahui, bahkan oleh masyarakat Natuna sendiri.
Natuna selama seribu tahun menjadi titik penting jalur pelayaran dari Laut China Selatan ke Samudera Hindia. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit (abad ke-7 hingga ke-11) Kepulauan Natuna telah menjadi pusat bandar laut internasional.
Tercatat lebih dari 10 ribu artefak sudah diverifikasi dan telah diteliti para arkeolog. Diantaranya berbagai peninggalan China dari era Dinasti Tang, Chung, Yuang, Ming, dan Qing, serta peninggalan dari kerajaan di Vietnam, Thailand, Khmer, Jepang, Iran, dan Eropa.
Tidak hanya itu, Natuna juga kaya peninggalan dari berbagai kerajaan di Nusantara. Dan itu merupakan bukti sejarah bahwa natuna adalah bandar laut makmur di era keemasan Sriwijaya dan Majapahit.
"Kedatangan Guy Martini merupakan kabar baik bagi Natuna. Apalagi Natuna telah ditetapkan menjadi Geopark nasional pada (30/11) Lalu, di Geopark Pongkor, Museum Tambang Antam, Kabupaten Bogor. Diharapkan nantinya dengan mendapatkan status UNESCO Global Geopark, Wisatawan Mancanegara akan banyak berwisata ke natuna," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Keyakinan Menpar Arief sangat beralasan. Benchmark-nya ada China maupun Korea yang berhasil mengembangkan geopark. China berhasil mengembangkan Yuntaishan Geopark semula tahun 2000 dikunjungi 200 ribu wisatawan, meningkat menjadi 1,25 juta wisatawan dengan perolehan devisa sebesar US$ 90 juta pada 2004, setelah dua tahun bergabung dengan GGN UNESCO.
"Begitu pula Jeju Island Geopark di Korea Selatan tahun 2011 dikunjungi 7 juta wisatawan. Saya yakin Kawasan Natuna bakal makin nge-hits lagi,” kata Menpar Arief. (*)