Nataru, Kemenhub Fungsikan Pelabuhan Jangkar-Dermaga Bulusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Hendro Sugiatno, mengecek Dermaga Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Kamis, 2 November 2023.
Dermaga milik ASDP ini rencananya akan difungsikan untuk kapal long distance ferry (LDF) Ketapang-Lembar untuk mencegah kemacetan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 nanti.
Sebelum melakukan pengecekan, Hendro memimpin rapat koordinasi persiapan angkutan libur Nataru 2023 di Kantor ASPD Ketapang. Kegiatan tersebut dihadiri aggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi dan pejabat dari instansi terkait.
“Bulusan ini akan difungsikan untuk kapal LDF. Kapal LDF ini tiga kali lipat (kapasitasnya) dari kapal biasa, kalau ini berfungsi dapat membantu kelancaran lalu lintas. Mudah-mudahan tidak ada antrean panjang,” jelasnya.
Sekedar informasi, Dermaga Bulusan selama ini difungsikan sebagai lokasi sandar kapal penyeberangan lintas Ketapang-Gilimanuk atau Ketapang-Lembar yang sedang libur.
Untuk memastikan kesiapan dermaga ini sebagai dermaga bongkar muat kapal LDF, dalam waktu dekat akan dilakukan uji coba. Rencananya, uji coba akan dilakukan mulai 6 sampai 10 November 2023 ini.
“Uji coba dulu apa yang diperbaiki dari uji coba itu. Nanti kita perbaiki untuk kesiapannya,” tegasnya.
Hendro menambahkan, lahan kosong yang berada di sekitar Dermaga Bulusan juga akan difungsikan untuk lahan parkir sekaligus bufferzone. Kendaraan-kendaraan yang akan menyeberang bisa ditampung di tempat itu. Nantinya, kawasan tersebut juga akan diaspal.
Tidak hanya itu, lanjutnya, ke depan akan dianggarkan untuk pembuatan jembatan yang menghubungkan area pelabuhan Ketapang dengan Dermaga Bulusan ini. Sehingga secara keseluruhan area Pelabuhan Ketapang akan lebih luas lagi.
Pada Nataru nanti, lanjut Hendro, Pelabuhan Jangkar juga akan difungsikan kembali untuk rute Jangkar-Lembar. Langkah ini untuk mengurangi beban lalu lintas kendaraan yang ada di Pelabuhan Ketapang. Sebelum dioperasikan harga tiket Jangkar-Lombok akan direduksi.
“Jadi yang arah (pelabuhan) Lembar, Lombok, itu nanti kita arahkan melalui Jangkar,” katanya.
Mengenai permasalahan dermaga LCM di Pelabuhan Gilimanuk yang tidak bisa digunakan sandar kapal saat posisi top surut, Hendro menyebut, kondisi itu adalah proses alam. Menurutnya, air laut surut ada waktunya begitu juga air laut pasang.
Untuk mengatasi permasalahan itu, akan dilakukan penyesuaian jadwal kapal. Ketika air laut sedang surut, jadwal sandar kapal di dermaga tersebut akan disesuaikan. Kapal tidak akan merapat ke dermaga LCM untuk sandar.
“Ketika pasang baru kita merapat. Kita menyesuaikan alam, artinya kita menyesuaikan jadwal, kita yang menyesuaikan. Bukan alam yang menyesuaikan,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menyatakan, optimalisasi Dermaga Bulusan untuk dermaga LDF dilakukan untuk meningkatkan kapasitas angkut.
Sebab, penumpang maupun kendaraan yang menggunakan LDF lebih terdistribusi dengan baik. Lahan kosong di sekitar Dermaga Bulusan ini menurutnya bisa menampung 300 kendaraan.
“Jika diperlukan ada penambahan faktor kelancaran jalan raya, di sini bisa dijadikan tampung,” katanya.
Langkah ini, menurutnya merupakan antisipasi jika ada peningkatan penumpang ataupun kendaraan yang jumlahnya lebih dari biasanya. Nataru tahun ini, kata Dia, baru pertama kalinya difungsikan Dermaga Bulusan ini.
“Nanti Insya Allah dijadikan model untuk nanti saat lebaran juga,” ungkapnya.
Setiap tahunnya, katanya, pihaknya ingin pelayanan selalu lebih baik. Difungsikannya Pelabuhan Jangkar dan juga Dermaga Bulusan ini hal yang membedakan dengan pelayanan libur Nataru tahun sebelumnya.
Beroperasinya Pelabuhan Jangkar dan Dermaga Bulusan ini, diharapkan bisa memperingan beban lalu lintas di Pelabuhan Ketapang selama libur Nataru.
“Sambil jalan kita selalu mengevaluasi, apalagi bisa diperbaiki. Ini dua hal yang signifikan, berbeda dari tahun sebelumnya,” ujarnya.