Nasihat adalah Obat, Menurut Ulama Pesantren
Banyak yang menasihati agar keburukan orang lain harus dibalas dengan kebaikan. Jangan sampai api yang bergejolak malah dibalas dengan semburan api juga agar tidak makin besar kerusakannya.
Nasehat seperti di atas benar, tapi tidak berlaku umum. Itu hanya berlaku dalam konteks bila musuh yang berbuat buruk tersebut masih bisa diharapkan untuk berubah.
Adapun bila yang berlaku buruk tidak bisa diharapkan berubah, maka jangan buang-buang waktu bersikap baik padanya. Balas saja perbuatan buruknya dengan cara yang legal biar dia jera.
Bagi anda yang butuh justifikasi dalil untuk nasehat saya yang barangkali terkesan tidak bijak ini, maka perhatikan saja firman Allah وَجَزَ ٰۤؤُا۟ سَیِّئَةࣲ سَیِّئَةࣱ مِّثۡلُهَاۖ (Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal).
Objek Dakwah
Dari hadis-hadis kita juga bisa tahu bahwa objek dakwah yang bisa diharapkan berubah selalu diperlakukan baik; keburukan mereka dibalas dengan keramahan. Tapi objek dakwah yang keras kepala terus membenci, memusuhi dan mengganggu umat muslim, kebanyakan mereka berakhir dihukum mati.
Sebuah nasehat ibarat obat yang harus diracik dengan dosis yang tepat untuk setiap kasus yang ada. Bila sebuah nasehat asal diberikan pada orang lain, maka bukannya menjadi obat malah menjadi racun.
Begitu sering saya melihat orang yang selalu dinasehati agar terus bersabar dan membalas keburukan musuhnya dengan kebaikan tanpa tahu bahwa nasehat ini tidak berlaku umum.
Akhirnya, si korban malah terganggu kesehatan mentalnya dan jadi orang lemah yang selalu ditindas oleh musuhnya.
Banyak pula istri yang selalu dinasehati agar selalu sabar atas kekerasan fisik dan mental yang diakibatkan oleh suaminya. Demikian juga banyak suami yang selalu dinasehati agar selalu sabar atas keburukan sikap sang istrinya.
Akhirnya rumahnya bagaikan neraka dan hidupnya berantakan. Seharusnya mereka yang begini dinasehati agar bisa tegas bertengkar hingga kondisinya seimbang tanpa ada yang semena-mena. Bila tidak bisa, maka suruh saja bercerai.
Sebagaimana anda tidak seharusnya meminta racikan obat pada sembarang orang, maka jangan minta racikan nasehat pada sembarang orang pula. Dan sebagaimana yang bukan dokter seharusnya tidak memberikan resep obat, maka yang bukan ahlinya jangan bermudah-mudah menasehati orang lain. Nasehat yang diracik tidak tepat akan menjadi racun yang berbahaya. (Abdul Wahab Ahmad)