Tempat Jualan Sempit, Pedagang Jombang Wajib Physical Distancing
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Jombang memadati Jalan Dr. Sutomo. Tepatnya dari patung Garuda hingga perempatan lampu merah, Jombang. Di lokasi relokasi baru ini, PKL harus berjualan sambil menyesuaikan kondisi pandemi covid-19, salah satunya menerapkan physical distancing.
Protokol kesehatan wajib dipenuhi, jika tak ingin ditegur petugas Satpol PP Jombang. Sempitnya tempat dan pengunjung yang bebal tak bermasker jadi kendala PKL ketika menerapkan protokol kesehatan.
Agus C, pedagang kreco yang sebelumnya mangkal di Jalan Ahmad Dahlan, tak lupa menyediakan wadah cuci tangan serta sabun di lapaknya. Ia juga taat pakai masker kain. Namun, di antara 20 PKL di lokasi itu, hanya warungnya yang ditegur petugas. Penyebabnya, dua pengunjung di lapaknya, tak menggunakan masker.
Petugas dengan pelantang suara mengancam akan menutup warung jika ada pembeli yang tidak patuh protokol. “Saya sempat diancam ditutup jika ada pelanggan yang nongkrong tak bermasker. Ini gimana, saya nggak enak jika harus menanyai. Duduknya juga disuruh renggang agar ada physical distancing, padahal tempatnya saja sudah sempit” katanya, Jumat 12 Juni 2020.
Selain itu, lokasi yang diberikan pemerintah di anggap tak sesuai dengan kondisi PKL. Trotoar yang disediakan untuk tempat berjualan, tak sesuai dengan ukuran gerobak milik pedagang. Akhirnya, banyak yang tak aktif karena bermasalah dengan lokasi.
“Ini tempat saya masih sementara karena belum semua pedagang kembali aktif. Banyak yang nggak bisa berjualan kembali karena kekurangan modal. Selain itu mereka memilih tidak berjualan lantaran tempatnya di atas trotoar, rombong mereka besar dan berat” ujarnya sambil berharap tempat jualan nantinya dipindah ke jalan raya.
Senada dengan Agus, Kevin Budi Angriawan, pedagang kaki lima yang lain memiliki masalah yang sama. Ia kesulitan mengangkut gerobaknya naik di atas trotoar. Ia berharap tempat jualan PKL nantinya lebih memudahkan pedagang. Meski, di sisi lain ia senang, karena kabar yang didengar virus covid-19 sudah mereda dan ia bisa berjualan kembali seperti dulu.
“Pas saya lihat di kanal Youtube covid-19 sudah menghilang. Saya berjualan bingung pendapatannya minim, pokoknya saya ingin pemerintah mengembalikan kami ke lokasi semula biar jualan normal dan seperti dulu” tutupnya.
Advertisement