Nasib Iran Tanpa Presiden Raisi
Nasib dari Presiden Iran Ebrahim Raisi masih belum diketahui setelah helikopter yang dia tumpangi bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan pejabat Iran lainnya jatuh di wilayah pegunungan terpencil, Minggu 19 Mei 2024.
Televisi pemerintah mengatakan insiden itu terjadi di dekat Jolfa, sebuah kota di perbatasan dengan negara Azerbaijan, sekitar 600 kilometer barat laut ibu kota Iran, Tehran.
Saat itu, rombongan Presiden Raisi dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev meresmikan proyek bendungan kerja sama, yang merupakan tanda terbaru dari membaiknya hubungan kedua negara.
Setelah berita hilangnya helikopter Presiden Raisi terkonfirmasi, seruan keluar dari masyarakat Iran untuk mendoakan keselamatannya dan keselamatan orang-orang yang bersamanya di dalam helikopter tersebut.
Kecelakaan tersebut terjadi akibat cuaca buruk yang juga menyulitkan upaya pencarian dan penyelamatan para korban. Lantas bagaimana nasib Iran tanpa Presiden Raisi? Berikut ini ulasannya dalam info grafis.
Info Grafis Nasib Iran Tanpa Presiden Raisi
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, pemegang kekuasaan tertinggi dengan keputusan akhir mengenai kebijakan luar negeri dan program nuklir Iran, mengatakan bahwa tidak akan ada gangguan terhadap urusan negara menyusul kecelakaan yang dialami Presiden Raisi.
Dilansir Al Jazeera, jika Presiden Iran hilang atau meninggal dunia, maka Wakil Presiden (Wapres) akan mengambil alih tugasnya. Saat ini, posisi tersebut dijabat oleh Mohammad Mokhber. Pria berusia 69 tahun ini yang akan mengambil alih kekuasaan tanpa kehadiran Presiden Raisi.
Butuh persetujuan Pemimpin Tertinggi setelah presiden yang menjabat dipastikan meninggal atau tidak mampu menjalankan tugasnya.
Pemilihan kemudian harus diatur dalam waktu tidak lebih dari 50 hari. Iran dijadwalkan mengadakan pemilihan presiden pada 2025.
Advertisement