Nasib dan Asumsi, Kisah Bijak Mullah Nasruddin Khoja
Menyetarakan pikiran manusia dengan Kehendak Tuhan adalah pekerjaan bodoh yg memakan waktu. Pengetahuan tentang takdir telah menyita perhatian para Ulama tetapi tetap saja hal yg dihasilkan tak membuat kebanyakan manusia menjadi sadar; bahwa Kehendak Tuhan bekerja sendiri di luar pikiran-pikiran manusia.
"Apa artinya nasib, Mullah ?"
"Asumsi-asumsi."
"Bagaimana ?"
"Begini. Engkau menganggap bahwa segalanya akan berjalan baik, tetapi kenyataannya tidak begitu. Nah itu yang disebut nasib buruk. Atau, engkau punya asumsi bahwa hal-hal tertentu akan menjadi buruk, tetapi nyatanya tidak terjadi. Itu nasib baik namanya.
"Engkau punya asumsi bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi, kemudian engkau kehilangan intuisi atas apa yang akan terjadi, dan akhirnya berasumsi bahwa masa depan tidak dapat ditebak. Ketika engkau terperangkap di dalamnya, maka engkau namakan itu nasib."
Demikian sepenggal kisah bijak Mullah Nasruddin Khoja.