Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Kuliner K-5 yang Kaya Rasa
Nasi Goreng Jalan Kebon Sirih, Menteng Jakarta Pusat yang cukup kondang, dirintis oleh almarhum H. Nein sejak tahun 1958. Merupakan salah satu pelopor nasi goreng kambing di Jakarta.
Bentuk Warungnya sederhana bahkan ada yang berseloroh tidak 'mbejaji'. Bangunannya berupa emperan tanpa meja kursi layaknya sebuah rumah makan atau restoran. Tetapi pelanggannya yang datang, luar biasa ramainya. Apalagi pada malam minggu harus antre dan ekstra sabar kalau ingin menikmati nasi goreng legendaris tersebut.
Mengingat banyaknya pembeli, sekarang diatur menggunakan nomor antrean seperti kalau berobat di Puskemas. pelanggan bisa menunggu di mobil atau duduk-duduk di trotoar. Baru dipanggil kalau pesanannya sudah siap.
Sambil menunggu pesanan beberapa pelanggan tergoda melihat cara memasaknya yang unik. Satu gorengan bisa untuk 50 sampai 75 porsi.
Ceritanya sebelum nasi goreng dibawa ke warung sudah lebih dimasak di rumah. Di warung tinggal dipanasi dan ditambah racikan rempah-rempah untuk memancing selera.
Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih adalah kuliner kaki lima yang tak pernah sepi pengunjung. Paduan aroma dan rasa pada nasi serta potongan daging kambing yang empuk, menjadi daya tarik, membuat banyak orang tergoda ingin datang lagi, tidak cukup sekali.
"Tukang masaknyak jempolan bisa meramu berbagai rempah, nasi goreng kambing yang sederhana menjadi hidangan yang istimewa, saya suka banget, dan sering datang kemari," puji seorang pelanggan bernama Else.
Ngopibareng.id sempat bertemu dengan penerus generasi kedua Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, yaitu Rahadi anak keenam dari Almarhum Haji Nein, yang genap berusia 50 tahun.
Rahadi menceritakan awal mula terbentuknya bisnis keluarga ini. "Nasi Goreng Kebon Sirih dibangun oleh orang tua saya, Haji Nein. Dulu namanya cuma 'nasi goreng' aja, karena masukan dari anak-anak, diganti namanya jadi Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, untuk menggambarkan nama tempatnya," ujar Hadi.
Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih memiliki beberapa varian menu, seperti nasi goreng, sop, dan sate kambing. Untuk yang tidak menyukai kuliner kambing, bisa mencicipi varian nasi goreng ayam atau bakso dan sosis, serta sate ayam. Tapi yang paling laris nasi gorengnya.
Kekhasan dari Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih adalah nasi goreng yang sudah jadi, disatukan di satu kuali besar. "Kalau satu kuali itu isinya lebih dari 100 porsi. Rata-rata per hari terjual lebih dari 600 porsi. Kalau omset per hari, kita hitung rata-rata saja, Kira-kira Rp 50 juta an, dengan harga Rp55.000 per porsi," kata Rahadi.
Untuk menjaga mutu nasi gorengnya, Rahadi tidak main-main dalam mendapatkan bahan-bahan masakannya. Daging kambing ia peroleh dari supplier di Tanah Abang.
"Kami punya langganan supplier daging kambing yang cocok dengan kriteria kami sudah puluhan tahun, sekarang generasi kedua yang ngejalanin," ujarnya.
Rahadi selalu meminta potongan daging kualitas nomor satu yang paling empuk, dan hanya digunakan untuk dihabiskan selama sehari. Jika lewat sehari, daging-daging tersebut tidak akan digunakan, diberikan kepada karyawannya.
"Kalau penjualan lagi bagus, kami minta 100 kilo per hari dengan potongan untuk nasi goreng, sop, dan sate kambing. Dagingnya dikirim tiap pagi. Supaya maksimal, ia hanya menggunakan daging sehari. Masuk dua hari udah gak bisa dimakan karena aromanya beda. Kalau gitu tidak kami jual," tutur Rahadi.
Nama Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih semakin terkenal dengan banyaknya pejabat dan tokoh politik Indonesia yang mampir. "Saya nggak ingat orangnys satu persatu. Pokoknya banyaklah pejabat dan selebritis yang makan di sini", katanya
Puan Maharani, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Prabowo, mantan Mendikbud Prof M Nuh juga pernah makan di sini, lesehan bersama para pelanggan.
Karena tidak menyediakan tempat khusus, pelanggan bebas mencari tempat sendiri, ada yang duduk di trotoar beratap langit, ada yang makan di mobil, suka sukanya. Semua terlihat hepi menikmati nasi goreng kambing Kebon Sirih. "Pelanggan suka yang alami, nglesot seperti yang sampean lihat sendiri, tidak ada gengsi gengsian," katanya.
Kalau tidak datang sendiri biasanya pejabat itu mengirim utusan atau ajudannya untuk membeli beberapa bungkus. Pernah sampai 25 bungkus, kebetulan ada rapat di kantornya hingga malam hari.
Semakin malam pelanggan yang datang tambah rame. Tetapi Rahadi membatasi pelayanan sampai pukul 00 dini hari.
Bagi yang tak sempat datang ke Jakarta, tapi ingin menikmati nasi goreng kambing ala Kebon Sirih, bisa memasak sendiri di rumah. Ini resep dan cara membuatnya.
Bahan-bahan
Untuk 4 porsi
200 g daging kambing, potong dadu 1,5 cm
2 sdm parutan buah nanas
4 sdm minyak samin
600 g nasi putih dingin
1 sdt garam
½ sdt merica bubuk
3 sdm kecap manis
Bumbu, Haluskan
8 butir bawang merah
4 siung bawang putih
3 buah cabai rawit merah
2 buah cabai merah besar
4 butir cengkeh
4 butir kapulaga
2 cm kunyit, bakar
2 cm kayu manis
1 sdt kari bubuk
½ sdt jintan bubuk
Pelengkap
emping
kol,
acar ketimun dan irisan
tomat.