Nasa Luncurkan Satelit Untuk Pantau Napas Bumi
Karbon adalah salah satu komponen pendukung kehidupan manusia di Bumi. Tak hanya itu, karbon berada di tiap sudut-sudut Bumi.
Dengan demikian, karbon memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Memahami siklus karbon sangatlah penting untuk berbagai alasan. Karbon juga berperan dalam mengatur suhu bumi dan mengatur pertumbuhan tanaman.
Untuk memahami sifat karbon secara lebih dalam, para peneliti dari Universitas Oklahoma akan menempatkan sebuah komponen di satelit milik NASA.
Dilaporkan oleh The Conversation, Sabtu (15/4) waktu setempat, rencananya satelit ini akan akan mengamati tiga gas utama karbon: karbon dioksida, metana, dan karbon monoksida. Untuk mengamati ketiganya, satelit akan terbang 22ribu mil di atas ekuator bumi.
GeoCarb akan diluncurkan ke orbit geostasioner pada sudut 85 derajat bujur barat, di mana ia akan berputar bersama dengan Bumi.
Pengukuran karbon dioksida, metana dan karbon monoksida dilakukan sekali atau dua kali sehari.
Pengukuran GeoCarb ini metana akan menjadi elemen penting dalam memahami sistem karbon global. Sebagaimana diketahui, metana diproduksi oleh sistem alam, seperti lahan basah, dan oleh aktivitas manusia seperti produksi gas alam.
Untuk pertama kalinya, para peneliti dapat melihat Bumi bernapas di belahan bumi barat setiiap harinya. Dengan pengamatan ini, mereka akan dapat menguraikan kontribusi alam dan manusia untuk keseimbangan karbon.
Proyek bernama GeoCarb ini merupakan kolaborasi yang inovatif antara NASA, Universitas Oklahoma, dan perusahaan teknologi komersial Lockheed Martin. Diharapkan, proyek ini dapat membuka jalan untuk misi pengamatan bumi dengan biaya terjangkau.
Sebelumnya, NASA sudah meluncurkan GeoCarb pada misi sebelumnya, yakni Orbiting Carbon Observatory 2 (OCO-2).
OCO-2 diluncurkan ke orbit Bumi rendah pada tahun 2014 dan telah mengukur CO2 dari ruang angkasa sejak saat itu. (rid)
Advertisement