Narapidana di Malaysia Jahit APD untuk Rumah Sakit
Kelangkaan persediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga kesehatan terjadi di mana-mana. Banyak pihak dari masyarakat yang telah mengambil langkah untuk menyumbang dan membuatkan APD untuk tenaga kesehatan.
Terbaru, penghuni lembaga permasyarakatan alias narapidana juga turut membantu, seperti yang dilaporkan oleh Badan Penjara Malaysia lewat unggahan Twitter @penjaramalaysia.
Sejak awal bulan April ini, tahanan di penjara Kajang, Selangor, Malaysia, telah menjahit APD yang kemudian akan diserahkan pada pihak rumah sakit Serdang di Selangor.
Pada unggahan foto yang dibagikan, terlihat banyak tahanan berseragam biru dan mengenakan masker sedang serius dalam proses menggunting bahan hingga menjahit APD.
Hal serupa juga dilakukan oleh narapidana yang berada di penjara Penor, Pahang, Malaysia. Ada sebanyak 18 narapidana yang ditempatkan di sebuah bengkel untuk memproduksi APD untuk para petugas medis di garis depan selama masa genting ini.
Para tahanan memproduksi APD sesuai jam kerja normal, yakni dari jam 9 pagi hingga pukul 5 sore. Tentunya para tahanan telah diberikan pelatihan terlebih dahulu mengenai bagaimana cara menjahit APD sesuai dengan standar.
Di benua lainnya, tahanan di sejumlah penjara Hong Kong dan Amerika Serikat juga telah diminta untuk membantu tenaga kesehatan dengan memproduksi produk kesehatan yang dibutuhkan di rumah sakit.
Penjara Wanita Placer Selatan telah mempekerjakan para narapidana untuk memproduksi masker. Sebanyak 1.200 masker telah diproduksi dan langsung dibagikan secara gratis bagi para warga yang membutuhkan.
Penjara-penjara di negara bagian Maryland, AS, juga telah mempekerjakan para narapidana untu memproduksi sebanyak 50 ribu masker. Tidak hanya itu, kebutuhan APD, pelindung wajah, serta hand sanitizer juga akan dibuat oleh para narapidana ini.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, telah diingatkan untuk mensuplai produk kesehatan narapidana setelah menginstruksikan mereka untuk memproduksi 100 ribu galon hand sanitizer untuk dipakai di penjara, sekolah, serta transportasi umum.
Sementara itu, napi di Penjara Lo Wu, Hong Kong, telah bekerja hingga 10 jam selama 6 hari untuk memproduksi masker namun hanya diberikan upah per bulan sebanyak Rp1,6 juta.