Fix! Nakes RSI Ahmad Yani Surabaya Meninggal Karena Covid-19
Salah satu tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani, Surabaya, Sulastri, mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu, 1 Juli 2020. Sulastri meninggal murni karena terinfeksi covid-19.
Direktur RSI Surabaya Ahmad Yani, Dr Samsul Arifin mengatakan, yang bersangkutan sebelumnya sempat mengeluh panas serta batuk pada Minggu, 28 Juni 2020 lalu.
“Ya, Minggu lalu yang bersangkutan sakit panas, karo watuk. Langsung dilakukan pemeriksaan swab pertama, negatif,” kata Samsul, kepada awakmedia.
Namun, lanjut Samsul, pada Senin 29 Juni 2020, Sulastri mengalami gagal pernapasan. Karena itu, pihak rumah sakit terpaksa memasang ventilator untuk membantunya bernapas. Setelah itu, pihak RSI kembali melakukan swab test, namun kali ini hasilnya positif.
“Terus Senin itu, (yang bersangkutan) gagal napas dan dipasang ventilator, awalnya dia gak mau, tapi kita paksa. Terus dilakukan pemeriksaan ulang, langsung diswab lagi,” jelasnya.
Sayangnya, nyawa Sulastri tak bisa tertolong. Atas kehendak keluarga, yang bersangkutan akhirnya dimakamkam di wilayah rumahnya di TPU Jagir, Surabaya.
“TPU Jagir, soalnya permintaan keluarganya di Jagir itu, tapi kita tetap menggunakan protokol kesehatan. Dia nggak punya komorbid, hanya gagal napas, terus pakek ventilator, tiga hari tau-tau drop,” ungkapnya.
Samsul menjelaskan, saat masih hidup Sulastri bekerja sebagai kepala unit rawat inap di RSI Ahmad Yani, Surabaya. Namun sebulan terakhir, dipindahtugaskan di bagian pencatatan pasien Covid-19.
“Untuk menganalisis pasien yang kena Covid-19. Jadi laporan untuk Dinas Kesehatan (Dinkes), yang ngumpulkan ya dia itu. Nggak nanganin, cuman ngumpulin datanya aja, ya kita nggak tau dia itu gimana (tertularnya),” tutupnya.
Sementara itu, untuk mengetahui dimana Sulastri tertular, saat ini pihak keluarga yang bersangkutan sudah dilakukan tracing oleh Dinkes Surabaya. Namun sayangnya, hingga kini hasilnya belum keluar.