Nakes Puskesmas Sememi Dilumuri Kotoran, Tiga Korban Diperiksa
Polrestabes Surabaya saat ini telah memeriksa tiga orang terkait peristiwa dilumurinya kotoran manusia ke tubuh tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Sememi beberapa waktu lalu.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran membenarkan adanya laporan yang masuk ke SPKT dari salah satu petugas yang tubuhnya dilumuri kotoran, guna memperkarakan peristiwa tersebut.
Sudamiran pun mengatakan, saat ini aparat kepolisian juga telah memintai keterangan kepada tiga orang. Terdiri dari korban yang mendapat penyerangan di lapangan, serta penerima SMS bernada ancaman.
“Benar kita periksa tiga orang. Bukan (saksi mata), tapi korbannya ada tiga, petugas puskesmas, sama yang di SMS itu, ada ancaman juga,” kata Sudamiran, ketika dikonfirmasi, Sabtu, 3 Oktober 2020.
Menurut Sudamiran, Polrestabes sekarang tengah mencari pengirim SMS ke petugas nakes tersebut. Sebab, ia menilai, jika yang bersangkutan telah melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
“Satu ada sms itu, ada nada pencemaran, ada penghinaan. Nanti kita melakukan identifikasi, itu nomornya (pengirim SMS) milik siapa,” ucapnya.
Sementara itu, kata Sudamiran, pihak terlapor, yakni pelaku dari kasus pelumuran kotoran manusia kepada nakes hingga kini masih belum dimintai keterangan. Sebab masih menunggu keluarnya hasil tes swab.
“Iya setelah keluar hasil swab-nya, mungkin dua hari lagi (keluar). Kita menunggu hasil swab-nya, baru kami menindaklanjuti. Semua masih kita dalami,” ungkapnya.
Sebelumnya, beredar kabar di media sosial Instagram tentang adanya seorang tenaga kesehatan (nakes) di Surabaya, dilumuri kotoran oleh istri pasien positif Covid-19. Informasi tersebut pun langsung viral.
Ternyata nakes tersebut berasal dari Puskesmas Sememi Surabaya bernama Cholik Anwar. Kabar itu pun dibenarkan oleh Kepala Puskesmas, Dr. Lolita Riamawati. Menurut dia, kejadian ini baru dialami oleh petugasnya.
"Iya benar dari Puskesmas Sememi. Baru pertama kalinya kejadian itu terjadi. Karena tidak semua masyarakat itu bisa menerima penyakit Covid-19 ini," kata Lolita, kepada awak media, Jumat 20 September 2020.
Lolita mengatakan peristiwa tersebut terjadi berawal ketika petugas puskesmas melakukan tracing di Rusun Bandarejo, Kelurahan Benowo, Kecamatan Sememi, pada Senin 28 September 2020 lalu.
"Kebetulan Mas Cholik ini Koordinator Tim Tracing Puskesmas Surabaya. Tapi pada hari itu petugas gagal membawa pasien untuk dievakuasi dan pihak keluarga juga enggan melakukan tes swab," ucapnya.
Kemudian, lanjut Lolita, keesokan harinya, yakni Selasa, 29 September 2020, Petugas puskesmas kembali lagi ke lokasi tersebut guna membawa warga yang telah dinyatakan positif tersebut.
Menurut Lolita, pasien tersebut telah berusia 60 tahun dan mempunyai penyakit penyerta berupa hipertensi dan riwayat stroke. Karena itu, nakes Puskesmas Sememi memaksa yang bersangkutan untuk dievakuasi.
"Saat mengevakuasi pasien, itu ada Mas Cholik, petugas Linmas, bidan dan driver yang membantu. Ketika akan memasukkan pasien ke ambulan, istri pasien ini keluar sambil membawa kresek hitam dan mengoleskannya,” ungkapnya.
Advertisement