Nakalnya Para Koko Setelah Ditinggal Mantan
Orang lagi pada serius memerangi KKN, eh tiga lelaki ganteng ini malah serius ber-KKN. Bertiga mereka membentuk kelompok kecil, solid, lalu tanpa takut mendeklarasikan diri ber-KKN ria.
Sueru sepertinya. Ya, bertiga memang seru dan itu adalah proyek seru-seruan buat mereka. KKN sejatinya adalah akronim. Akronim itu singkatan. Jadi, KKN itu tak lain adalah Kopi Koko Nakal.
Orang kopi mainan kopi. Itulah KKN. Disana ada Christian Widjaya Hartono, Edward Lie, dan Theo Kurniawan. Masing-masing dikenal sebagai barista, sekaligus pemilik coffee shop.
Christian misalnya, dia owner dari Nordic Coffee di Tunjungan Plasa. Edward punya The Lodge Coffee Shop & Eatery di dalam Hotel Papilio, dan Theo Kurniawan punya SBKafeteria & Eatery di kawasan Perum Delta Sari, Sidoarjo.
Kompak, bertiga nakal bersama. Itu istilah lain dari bisnis yang mereka sepakati. Core bisnisnya masih mainan kopi. Hanya kali ini membidik segmen yang berbeda. Segmen yang cair, segmen dari kalangan muda.
"Persisnya segmen yang baru belajar kopi-lah. Segmen yang tak suka pahit kopi banget-banget. Biasanya mereka yang masih ngopi dengan gula dan campur susu," terang Edward Lie yang saat ditemui sedang berkeringat menyiapkan gerai keduanya di Pasar Atom Lantai 2 Surabaya.
Menurut Christian, segmen berbeda ini membuat KKN main-main dengan suasana hati dan kenakalan kata-kata. "Marketing gitu lho, kita harus mengikuti pasar yang kita bidik. Ternyata asyik dengan model ini. Banyak orang terkaget-kaget dengan kopi kita, tapi asyik menentengnya sembari menyeruput kemanisannya," celutuk Christian yang sering jadi jawara kompetisi menyeduh kopi manual ini.
Karena ini bisnis nakal-nakalan, menyeruak suara Theo Kurniawan, maka KKN bikin menu-menu yang bernuansa nakal. "Misalnya begini, Kopi Susu Mantan, singkatan dari Kopi Susu Manis Tenan. Kopi Susu Tanpa Mantan, itu artinya kopi susu tidak pakai gula. Kopi Mantan Kelam, itu adalah kopi hitam. Kopi Bebas Mantan, tak lain artinya adalah kopi tidak pakai gula tidak pakai susu."
Mantan? Ada apa dengan mantan? Kali ini personil KKN tidak kompak. Saling tunjuk hidung. Saling malu-malu tunjukkan muka. Rupanya, ketiganya pernah punya mantan. Ditinggalkan pacar masing-masing. "Uh... sakitnya tuh disini. Sakitttt," kali ini ketiganya menjawab dengan kompak.
Ditinggalkan itu sakit, kata mereka. Sebab itu, ketimbang membuat sakit hati orang mereka lebih memilih membuat bahagia orang.
Salah satunya dengan menyeruput kopi racikan mereka. Diracik khusus dengan kopi espresso base, ditambah susu fresh khusus, diaduk dengan gula aren, bahagianya sungguh sampai relung hati.
Racikan ini pula yang diperkenalkan kepada Gus Ipul, Wakil Gubernur Jawa Timur, saat mengintip cara ketiganya membuat kopi di salah satu even di Grandcity, Surabaya.
Saat ditanya, sebagai barista apakah tidak membuat mereka turun kelas dengan mainan kopi yang seolah-olah tidak serius ini? Tangkas Christian menjawab, "Ya enggaklah, tidak ada yang salah dengan cara minum kopi senyampang bahan baku kopinya benar. Dari biji kopi dan bukan campuran. Masalah kopi dicampur susu atau minumnya dengan gula, itu adalah selera. Dan, kita tidak bisa menyeragamkan selera. Asal kopinya benar, membuatnya benar, tidak ada yang salah dengan kopi."
Ruang apresiasi terhadap kopi, sambung Edward Lie yang pernah sampai ke Jerman untuk belajar kopi, sangatlah luas. Benar kata Christ, tidak ada benar dan salah dengan kopi. Kecuali kita menyalahgunakannya. Misalnya, kopi dicampur dengan bahan lain di luar kopi saat kopi proses pasca panen dan memasuki ranah penyangraian.
"Kalau hasil akhirnya dicampur susu, gula aren, it's okelah. Soal selera kopi kita bisa tak sama kan. It's okelah kita juga ditinggalkan pacar, mungkin selera kita juga memang sudah tak sama," canda Edward.
KKN itu cukup baru terbentuknya. "Kita ingin mewarnai dunia kopi yang lagi sangat kekinian," jelas Theo yang ahli membuat makanan keren ini.
Saat itu ada even berbagi dengan kopi bersama Komunitas Pasukan Berani Ngopi di Sutos, Surabaya. Agar asyik, agar menyedot perhatian orang, kita bikin nakal-nakal asyik di komunitas ini.
Eh bener, ruame ternyata. Cukup mendapat respon positif. Respon inilah yang kemudian menjadi modal penting untuk membangun brand Kopi Koko Nakal jadi hal yang komersial.
Pertama kita buka di Loewy Boutique Salon di Suko Manunggal. Kedua, baru seminggu ini kita louncing di Mall Pasar Atom Lt II, Surabaya. Ehem... para coffee lovers mampirlah, semoga tidak ketemu dengan mantan beneran ya... widikamidi
Advertisement