Naikkan IPM di Kota Mojokerto, Menko PMK Apresiasi ke Ning Ita
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi keberhasilan Kota Mojokerto dalam bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan "5 Tahun Ning Ita Mengabdi", di Taman Bahari Majapahit Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu malam 9 Desember 2023.
"Saya datang ke sini khusus untuk memberikan apresiasi. Karena selama saya menjabat Menko PMK, Alhamdulillah Kota Mojokerto adalah salah satu yang paling sukses di dalam pembangunan manusia dan kebudayaan," ujar Muhadjir.
Muhadjir menyampaikan, ada tiga aspek pembangunan manusia dan kebudayaan yang berhasil dilakukan oleh Kota Mojokerto, yaitu: peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penurunan penduduk miskin, dan penurunan angka stunting.
Pertama, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kota Mojokerto pada tahun 2023 sudah masuk kategori tinggi pada angka 80,07 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 74,39 persen.
Kedua, penurunan penduduk miskin. Penduduk miskin di Kota Mojokerto sudah turun menjadi 5,98 persen pada tahun 2022 dari 6,39 persen pada tahun 2021. Nilai itu lebih rendah dari pada persentase nasional sebesar 9,36 persen.
Ketiga, percepatan penurunan stunting. Angka stunting di Kota Mojokerto juga mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan data e-PPGBM, prevalensi stunting Kota Mojokerto semula 9,04 persen pada tahun 2019, kemudian menjadi 2,26 persen pada tahun 2023.
Muhadjir menyampaikan terima kasih atas pengabdian Walikota Mojokerto Ning Ita karena selama lima tahun kepemimpinannya, pembangunan manusia dan kebudayaan melaju pesat. Terutama dalam hal penurunan kemiskinan yang sangat pesat.
"Tentu saja saya berterima kasih atas dedikasi Ning Ita, kerja sama seluruh tokoh masyarakat, alim ulama, tokoh agama, para stakeholder forkopimda yang telah berhasil mengantar Kota Mojokerto menjadikan angka penduduk miskin 5 persen. Mojokerto sekarang InsyaAllah untuk menuju kemiskinan ekstrem 0 persen bukanlah hal sulit," ujarnya.
Kemudian, menurut Muhadjir, percepatan penurunan stunting yang telah dilakukan Kota Mojokerto juga sangat memuaskan. Menurutnya, dengan pesatnya percepatan penurunan stunting yang berhasil dilakukan Kota Mojokerto, bukan tidak mungkin Mojokerto bisa mencapai 0 persen stunting di tahun 2024.
"Karena itulah Kota Mojokerto harus terus memastikan anak yang berada di rahim ibu lahir sampai 2 tahun tidak ada stunting, agar semua anak-anak di Kota Mojokerto menjadi cerdas, kuat, menguasai semua bidang, dan berakhlakul karimah," jelasnya.
"Saya ikut berbangga, ikut bersyukur tentu saja ikut mendoakan mudah-mudahan seluruh rakyat Mojokerto berada di jalur yang benar menuju Indonesia Emas 2045," imbuh Menko Muhadjir.
Dalam kesempatan tersebut, Menko PMK bersama Ning Ita melakukan peresmian pembangunan Taman Bahari Mojopahit tahap pertama. TBM merupakan taman wisata yang berbasis sejarah dan budaya akar Kerajaan Majapahit. Wisata TBM akan memanfaatkan aliran Sungai Ngotok anak dari sungai Brantas untuk pariwisata.
Nantinya, akan dilengkapi wisata susur sungai dengan 15 unit perahu, agrowisata petik jeruk. Selain itu, juga ada literasi tentang Majapahit, amphiteater kapasitas 1000 pengunjung, taman budaya, tempat kulinernya dalam bentuk kapal atau resto kapal dan Camping Ground.
Sebagai informasi, kegiatan "5 Tahun Ning Ita Mengabdi" merupakan kegiatan perpisahan Ning Ita sebagai Walikota Mojokerto. Hj. Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita, mengakhiri masa pengabdiannya yang penuh prestasi selama 5 tahun, dimulai pada 10 Desember 2018, dan berakhir pada 9 Desember 2023.
Dia dikenal sebagai sosok yang inovatif karena berhasil membawa Kota Mojokerto menuju tingkat kemajuan yang luar biasa. Selama masa jabatannya, Ning Ita berhasil menghasilkan 176 inovasi, dimana salah satu yang paling mencolok adalah aplikasi Gayatri di bidang kesehatan. Aplikasi ini, yang mencakup layanan informasi terpadu, telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.