UPDATE: Naik Tajam, Positif Corona di Jatim Hampir 200 Orang
Persebaran covid-19 di Provinsi Jawa Timur meningkat tajam, bahkan hampir menyentuh angka 200 orang. Per hari ini Minggu, 5 April 2020, dari data Pemerintah Provinsi Jawa Timur tercatat sudah ada 187 orang di Jatim yang positif terjangkit Covid-19. Padahal, dalam dua hari terakhir positif Covid-19 di Jatim berada di angka 152 orang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tambahan tersebut tersebar di 13 daerah, dengan rincian 35 orang di Kabupaten Ponorogo sebanyak 3 orang, di Kabupetn Lamongan 3 orang, 4 orang di Kabupaten Sidoarjo , 3 orang di Kabupaten Kediri , 1 orang di Kabupaten Jombang , 1 orang di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Gresik 1 orang, Kabupaten Malang 3 orang, Kabupaten Nganjuk 1 orang, Kabupaten Situbondo 2 orang, Kabupaten Tulungagung 5 orang, Kota Surabaya 7 orang, dan Kabupaten Pamekasan 1 orang.
"Kembali hari ini ada tambahan daerah terjangkit. Yang kemarin zona kuning sekarang sudah menjadi merah, yakni Kabupaten Bondowoso," kata Khofifah, Minggu 5 April 2020 di Gedung Negara Grahadi saat melakukan konferensi pers terkait persebaran Covid-19 di Jatim.
Dengan mulai banyaknya orang yang terjangkit Covid-19 di Jatim, Khofifah mengimbau kepada semua orang di semua lapisan untuk terus mengikuti anjuran Pemerintah terkait protokol kesehatan.
Dikarenakan tingginya angka positif di Jawa Timur yang sudah menyentuh hampir 200 orang, Khofifah kembali mengingatkan kepada warga Jatim untuk terus menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan mereka.
Selain itu, warga diharapkan untuk terus mengikuti imbauan pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota untuk melakukan gerakan social distancing. Karena, itu adalah tindakan paling mudah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Teman-teman sekalian, sekarang kita lihat sebaran zona merah di Jatim sudah banyak. Saya ingin sampaikan bahwa kita harus tetap waspada dan siap siaga terhadap virus Covid-19. Jangan panik. Tolong ikuti imbauan untuk tinggal di rumah, kecuali ada kepentingan penting, seperti logistik, kesehatan, ekonomi, dan perdagangan. Saat ini kewaspadaan harus berlapis," kata Khofifah.