Naik Pesawat Wajib PCR, Pakar: Lebih Baik Tak Buka Masker
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, membuka atau melepas masker dan makan sambil berbincang selama di pesawat bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19. Anjuran memakai masker tetap disampaikan meski penumpang pesawat mengantongi hasil tes PCR negatif Covid-19.
Bungkus Makanan di Pesawat
“Membuka masker dan makan sambil banyak bercakap-cakap tentu meningkatkan risiko penularan pula jadinya, walaupun pesawat sudah dilengkapi dengan hepa filter dan lainnya,” katanya dikutip dari Antara, Minggu, 24 Oktober 2021.
Anjuran ini muncul mengingat maskapai penerbangan untuk rute perjalanan tertentu biasanya membagikan makanan dan minuman pada penumpang. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, mereka umumnya menyematkan pesan berisi ajakan tidak menyantap makanan dan minuman di dalam pesawat.
Jaga Jarak Antre
Selanjutnya, ia juga tak menyarankan penumpang membuka masker termasuk saat pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) dan tiket pesawat. Meski terkadap petugas justru meminta melepas masker untuk memeriksa apakah wajah sesuai dengan kartu pengenal.
“Membuka masker walau sebentar tentu membuat risiko untuk terjadinya penularan. Baiknya keharusan buka masker ini tidak perlu dilakukan,” katanya.
Selama antre menaiki pesawat, penumpang diingatkan untuk berjarak setidaknya 1 meter dengan orang lain, baik depan, belakang pun antar barisan antrian kiri dan kanan.
Kondisi tersebut menurutya tetap diperlukan meski penumpang pesawat kini wajib mengantongi hasil negatif tes PCR. Menurutmnya, tes PCR menjadi gold standard dengan tingkat akurasi yang paling tinggi. Artinya, hasil negatif test PCR memberi keamanan yang lebih tinggi untuk pencegahan penularan Covid-19, meski tak absolut.
New Normal
Tjandra yang juga menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI menyarankan perlu berbagai penyesuaian dalam pola kehidupan baru dengan Covid-19 ini.
“Kita semua perlu belajar menyesuaikan diri, baik masyarakat luas pun para petugas dan penentu kebijakan publik,” tuturnya. Tjandra sendiri mulai menggunakan moda transportasi pesawat sejak September 2020. (Ant)