Naib Amirul Hajj: Secara Umum Haji Tahun Ini Sudah Baik
Naib Amirul Hajj, KH. Dr. M. Saad Ibrahim, MA mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji 2023. Menurutnya, ibadah haji itu ibadah yang komplek meliputi banyak aspek. Antara lain kemampuan fisik, mental, maupun harta.
"Ibadah haji juga berat, karena terkait dengan cuaca, medan, situasi yang asing, makanan, ketersediaan air, penginapan, manajemen, hubungan antar jamaah, dan lain-lain," katanya, Kamis, 6 Juli 2023.
Karena kompleks dan beratnya penyelenggaraan haji, Saad mengatakan, hampir dipastikan penyelenggaraan haji tidak akan pernah sempurna, betapa pun upaya optimal telah dilakukan.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Tabligh, Dakwah Komunitas, Kepesantrenan, dan Pembinaan Haji-Umrah itu menilai, secara umum haji tahun ini sudah baik, bahwa masih ada kekurangan di sana sini, itu hal yang lazim, apalagi pelaksanaannya tergantung banyak pihak.
"Inilah yang dapat dilakukan secara optimal, selebihnya kita serahkan kepada Allah," kata Saad.
Fikih Kemudahan
Melihat pelaksanaan ibadah haji yang kompleks dan berat, meliputi banyak aspek mulai kemampuan finansial, fisik, mental, kecerdikan, menajemen, dan lain-lain.
Pakar ushul fikih UIN Malang itu menyatakan pentingnya pandangan keagamaan yang mudah dengan empat alasan:
Pertama, Mabadi' al-fiqh itu meliputi 'adam al-Haraj, taqlil al-takalif, al-tadarruj, dan ri'ayah mashalih al- Nas Jami'an.
Kedua, Allah Swt sendiri berkehendak kemudahan untuk hambaNya, menebarkan kasih sayangnya, mengampuni, dan lain-lain.
Ketiga, manusia memiliki banyak keterbatasan, mulai fisik, psikis, pengalaman, pengetahuan, finansial, dan lain-lain.
Keempat, Islam itu sendiri melalui banyak nash, khususnya urusan haji ini, memberikan banyak perkecualian untuk kemudahan pelaksanaannya.
“Untuk menghadapi situasi ibadah haji seperti ini kita memberikan pandangan keagamaan yang mudah, ringan, mashlahah, bagi para jamaah secara umum," kata mantan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Jawa Timur.
Meskipun demikian, Saad menegaskan agar tetap berpegang pada nash Alquran. "Dan menyandarkan sepenuhnya kebijakan kita untuk tetap berada pada koridor yang digariskan oleh nushush dengan prinsip memandang Allah sebagai dzat yang merahmati, memudahkan, memberi pertolongan, mengampuni, sehingga andaikata salah pun, tidak perlu membebani hati kita, tentu dengan tetap memohon petunjuk, bertawakkul, beristighfar, dan memohon pertolongan-Nya," tegasnya.
Oleh karena itu, Saad menjelaskan bagi yang sudah mengambil keputusan nafar awwal, maka penuhi semampunya berbagai ketentuan. Jika tidak bisa, misalnya keluar dari kawasan Mina sebelum maghrib tetap berusaha terus hingga masuk malamnya, tetap bernafar awwal, sehingga tidak perlu melempar lagi, yang faktanya memang amat berat.
Terkait kemudahan Saad mencontohkan masalah membayar dam, jika tidak punya bisa puasa tiga hari di Makkah dan tujuh hari di Tanah Air.
"Sepanjang ada pendapat yang paling ringan dari aimmatul madzahib, ambil pendapat itu. Jika tidak ada, walaupun hampir pasti ada, gunakan kemampuan yang amat terbatas ini untuk memberi solusi real bagi semuanya itu, solusi yang memudahkan jamaah," katanya.
Mantan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur itu berdoa, semoga semua mendapat haji mabrur, seluruh jerih payah dibalas dengan kebaikan, dan dosa serta kesalahan diampuni oleh Allah.