Nabung 30 Tahun, Tukang Pijat di Lamongan ke Makkah via ONH Plus
Penantian selama 30 tahun itu akhirnya terbayarkan. Tarmi, 53 tahun, perempuan sebatang kara, asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, akan ke tanah suci lewat ONH Plus.
Tidak menyangka dengan keseharian Tarmi, berprofesi sebagai tukang pijat. Tapi, Allah, punya pilihan dan rencana lain bagi umatnya yang konsisten berikhtiar.
Menurut Tarmi, penghasilan sebagai tukang pijat, tidak pasti. Karena, orang yang memanfaatkan jasanya juga tidak tentu. Tidak seperti dokter buka praktik, setiap hari sudah dipastikan selalu ada pasien.
Sedang tukang pijat, sehari tidak menentu. Kalaupun ada, maksimal hanya mampu menerima 4 -5 orang. Karena keterbatasan tenaga. "Malah sekarang ini sehari paling hanya terima tiga orang saja. Sudah tua, tenaga tidak kuat," tutur Tarmi ditemui Ngopibareng.id Sabtu 27 Mei 2023.
Tetapi, pekerjaan itu tetap saja ia tekuni. Ia juga tidak pasang tarif. Orang yang memanfaatkan jasa pijatnya membayar seikhlasnya.
Sekilas, tentang keseharian Tarmi, siapa sangka perempuan sebatang kara itu hendak berangkat ibadah haji tahun 2023 ini. Bahkan, lewat jalur ONH plus.
Bukankah lebih mahal, kurang lebih lima kali lipat biaya yang harus dibayar dibanding haji reguler? Haji reguler sekitar Rp56 juta, sedang ONH plus sekitar Rp 250 juta. Hanya, untuk antrean kuota lebih singkat, 5 -7 tahun.
Semahal itu, ternyata Tarmi mengaku dibayar dari uangnya sendiri. Dan, uang itu tidak lain dari hasil pemberian upah memijat yang ditabung sejak 30 tahun lalu.
"Saya sendiri tidak tahu. Saat itu tiba-tiba muncul keinginan pergi haji. Dan saat itu juga saya mulai niat pergi haji dan mulai menabung," terangnya.
Dari tabungan sedikit demi sedikit, pada tahun 2012 mendaftar ONH plus. Tetapi, di tahun 2016 , Tarmi juga sempat umroh. Tarmi mendaftar ONH Plus dengan alasan tidak ingin terlalu lama antre kalau ikut haji reguler. Saat itu sudah harus antre 10 -15 tahun.
"Karena umur seseorang itu tidak ada yang tahu. Dan Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan, Insya Allah sekarang bisa pergi haji," imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut Tarmi yang mengaku janda dua kali dan tidak memilki anak ini, pada 2019 mestinya dia sudah berangkat haji. Karena Covid-19 akhirnya tertunda.
Dia menceritakan akan berada selama 30 hari pergi haji. Lebih singkat dibanding haji reguler yang 40 hari. Ia juga mendapatkan informasi bakal mendapatkan fasilitas yang nyaman. Di antaranya, untuk tenda lebih dekat di Mekkah dan hotel bintang lima.
Sekarang ini, Tarmi yang tinggal sendiri di rumah sudah persiapan dan berkemas. Setiap hari para tetangga juga yang datang ke rumahnya. Tarmi berencana berangkat 17 Juni 2023. Praktis kurang 20 hari.
Tarmi mengaku menjelang keberangkatannya ingin libur tidak memijat. Tetapi, hampir setiap hari justru ada saja orang yang datang meminta untuk dipijat.
"Pengennya libur dulu. Tapi, tidak mungkin saya menolaknya. Bagaimana ya, yang penting bisa nolong orang, " pungkasnya.