Nabung 2 Tahun, Buruh Serabutan di Pasar Bisa Kurban Sapi
Semangat berkurban ternyata dirasakan oleh Djafar alias Aco. Ia berkurban seekor sapi seharga Rp8,3 juta dari hasil menabung selama dua tahun.
Di tegah keterbatasan ekonomi juga mentalnya, pria paruh baya itu menabung receh demi receh dengan bekerja serabutan di Pasar Sentral Kendari, Kelurahan Sanua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Aco tak punya KTP. Dia juga tak ingat kapan dilahirkan sang ibu. Namun, ia masih bisa diajak ngobrol meski terkadang tidak nyambung.
Aco mulai kerja sebagai buruh serabutan pada akhir 2016. Sebelumnya, ia mengaku sebagai karyawan sebuah perusahaan distributor pangan. Namun sayang, ia dipecat karena lalai saat bekerja. Sejak itu, Aco stres hingga hilang ingatan.
Selama bekerja sebagai buruh di pasar, Aco bisa menyisihkan penghasilannya setiap hari. Tak perlu di bank, Aco hanya menabung di rumah Rp 30 ribu per hari.
Bukan hanya pedagang pasar yang membongkar dagangannya yang menggunakan jasa Aco. Para pembeli di pasar sering menggunakan jasanya saat belanjaannya banyak dan berat.
Aco tak pernah mematok harga jasanya. Rata-rata untuk sekali pikul barang dari los pasar ke tempat parkir, Aco mendapat upah Rp 1.000 hingga Rp 5.000. "Seikhlasnya saja. Saya enggak minta," ucap Aco.
Niat Kurban Sejak 8 Bulan Lalu
Wa Ode Sukaesih (46), wanita penjahit sepatu tempat Aco sehari-hari mangkal, mengatakan pria yang belum beristri ini dikenal irit. Dia cuma makan ala kadarnya setiap hari.
"Makannya cuma sekali, kadang dia suka diberi pedagang sekitar sini," ucap Sukaesih.
Ia pun mengaku terkejut ketika Aco membeli sapi untuk kurban. "Bukan cuma saya, kami semua di pasar tak menyangka dia bisa kurban. Awalnya ada yang ngetawain tapi kenyataannya begitu," ucap Sukaesih.
Niat Aco berkurban sudah disampaikan sekitar delapan bulan lalu, pada awal 2018. Salma, salah satu pedagang pasar mengaku ikut menghitung uang tabungan milik Aco.
"Harga sapi Rp8,3 juta. Tapi Aco ikhlas bayar Rp9 juta, masih ada sisa Rp 700 ribu buat kebutuhan panitia," ungkap Salma.
Fenomena ini direspon Ketua Nahdlatur Ulama (NU) Sulawesi Tenggara H Muslim. "Dia bisa menjadi contoh bahwa ikhlas dan berikhtar, sehingga ia bisa berkurban. Uangnya halal dari nabung, orang seperti ini dicintai Allah dan Rasul," tutur Muslim. (yas)