Nabi Sulaiman dan Semut, Kisah Hikmah Penuh Haru
Dalam Kitab An-Nawadir ada hikmah. AIkisah, ketika menyusuri suatu jalan yang terdapat rumah emut, Nabi Sulaiman mendengar seekor semut berkata kepada teman-temannya dengan rasa takut:
“Wahai para semut, masuklah ke rumah kalian!”
Lalu, Nabi Sulaiman mengucapkan salam kepadanya.
Ia menjawab, “Alaikas salaam, wahai seorang yang sibuk dengan kerajaan! Demi Allah, aku hanyalah semut yang lemah. Aku mempunyai empat puluh ribu pengawal, setiap pengawal itu mempunyai empat puluh baris, setiap baris membentang seperti di antara timur dan barat.”
“Kenapa kalian memakai seragam hitam?” tanya Sulaiman.
“Sebab, dunia adalah tempat musibah, dan hitam adalah pakaian orang-orang yang tertimpa musibah,” kata semut.
“Apa arti bangunan yang ada di antara kalian?” tanya Sulaiman.
“Itu adalah tempat pengabdian untuk beribadah,” jawab semut.
“Bagaimana keadaan kalian yang menjauhkan diri dari makhluk?” tanya Sulaiman.
“Sebab, mereka terlampau lalai. Maka, menjauhi mereka lebih utama!”
“Mengapa kalian telanjang?” tanya Sulaiman.
“Seperti inilah kami berada di dunia, dan seperti inilah kami akan keluar darinya!” jawab semut.
“Berapa banyak makanan yang ditelan masing-masing dari kalian?”
“Satu biji atau dua biji.”
“Mengapa?” tanya semut.
Dalam Perjalanan
“Sebab, kami dalam perjalanan. Seorang musafir apabila bawaannya ringan, makan akan ringan tubuhnya.”
“Apakah engkau mempunyai keinginan?” tanya Sulaiman.
"Engkau lemah, dan meminta dari orang yang lemah tidak
diperbolehkan," tegas semut. “Akan tetapi, engkau harus meminta sesuatu kepadaku!” pinta
Sulaiman.
“Baiklah, tambahkan rezekiku atau umurku!” ujar semut.
“Pintalah sesuatu yang aku punya!” tegas Sulaiman.
“Sesungguhnya, penunaian kebutuhan hanya berasal dari Allah Swt.” jawab semut.
“Siapa namamu?” tanya Sulaiman.
“Mundzirah (orang yang memberikan peringatan). Karena, saya selalu memperingatkan teman-temanku yang lalai oleh dunia.”
Setelah pertanyaan-pertanyaan itu ditujukan kepada semut, semut ganti bertanya kepada Sulaiman:
“Wahai Sulaiman, apa yang paling menyenangkan dari kekuasaan yang diberikan kepadamu?”
“Sebuah cincin, karena ia berasal dari surga,” jawab Sulaiman.
“Apakah engkau mengetahui maknanya?” tanya semut lagi.
“Tidak!” tegas Sulaiman.
“Maknanya adalah dunia yang engkau kuasai hanyalah seukuran lingkaran cincin itu! Apakah ada harta lain yang engkau
sukai?” jelas semut. “Ya, sebuah alas dari surga yang bisa terbang di atas angin,”
jawab Sulaiman. “Inijuga bukti bahwa semua yang ada bersamamu hanya seperti angin pada hari ini, dan besok tidak bersamamu,” tegas semut lagi. “Tapi, perjalanan pada waktu pagi dengan alas itu sama seperti satu bulan, dan perjalanan pada waktu sore dengan alas sama
seperti satu bulan,” bantah Sulaiman.
“Ini adalah bukti bahwa umurmu sangat pendek, dan engkau tergesa-gesa melakukan perjalanan,” tegas semut.
“Engkau mengetahui ucapan burung?” tanya Sulaiman.
“Sibukkan dirimu dengan bermunajat kepada Allah Swt., jangan berbicara dengan yang lain!” jawab semut.
"Jin dan manusia mengabdi kepadaku!” kata Sulaiman.
“Itu adalah isyarat bahwa Allah Swt. berkata, Engkau membuat sibuk makhluk dengan mengabdi kepadamu. Maka, sibukkan dirimu dengan mengabdi kepada-Ku,” jelas semut.
“Aku senang dengan cincin ini, sebab tertulis nama Allah Swt.,” kata Sulaiman.
“Bergembiralah dengan sesuatu yang dinamai, bukan nama!” jelas semut.
Semoga kita dapat mengambil hikmahNya Amin.
Advertisement