Mysa Studio, Self Studio Foto ala Korea di Surabaya
K-Pop dan drama Korea (drakor) jadi favorit di Indonesia. Termasuk kaum milenial di Surabaya. Dari K-Pop dan drakor itu, budaya Korea Selatan akhirnya mengglobal. Bukan sekedar pakaian atau seni budaya dan sejarah. Juga pula makanan minuman.
Di Surabaya sudah tak terhitung jumlah pedagang kudapan asal negeri Gingseng itu. Dari yang mahal sampai yang terjangkau. Tapi ternyata tak hanya sekadar itu saja. Kini hal yang hits di sana pun ikut meramaikan nusantara. Salah satunya swafoto studio atau self studio.
Bisnis itu menjamur di Korsel. Siapa saja bisa berfoto sendiri di ruang studio dengan kamera yang dikendalikan sendiri. Ya mirip-mirip foto box jaman dulu. Namun ini lebih besar ruangannya. Lebih banyak aksesorinya. Bahkan lebih canggih kameranya. Yang pasti jauh lebih kekinian dari foto box biasanya.
Hits itu akhirnya 'terbang' juga ke Surabaya. Ada beberapa pengusaha swafoto studio yang mau ikut dalam gelombang itu. Salah satunya Mysa Studio milik Yonathan Said Marcos. Anak muda Surabaya itu berdua bersama saudaranya membuka bisnis studio foto pada umumnya. Tapi kemudian Yonathan punya ide untuk buka selfstudio foto di lokasi yang sama.
Lokasinya di tengah Kota Surabaya. Dekat dengan Tunjungan Plasa. Salah satu mal terbesar di Kota Pahlawan. Aksesnya untuk roda empat atau roda dua juga mudah. Lokasi tepatnya ada di Jalan Kombes Pol M. Duryat nomor 14-16 Surabaya. Di ruko seberang Resto Bon Ami di jalan yang sama.
Ngopibareng.id ikut diundang dalam Grand Launching Mysa Self Studio, Sabtu 14 Mei 2022. Meski membawa konsep yang sama dengan self studio atau fotobox pada umumnya, tapi Mysa Studio punya hal pembeda. Yakni adanya lampu RGB yang menunjang kualitas hasil foto yang lebih baik, menarik, colorful, dan futuristik. Ini yang tak ada di studio swafoto lainnya.
"Konsep ini sudah banyak di Korea Selatan. Di Jakarta dan Surabaya juga ada. Tapi kami beda. Ada lampu RGB itu yang membuat hasil lebih asyik. Ditunjang dengan kamera Sony A7R III," kata Yonathan.
Benar juga. Lampu RGB itu ditunjang kamera berharga puluhan juta membuat hasil foto lebih smooth dan top. Hasilnya berasa dijepret oleh fotografer handal. Padahal selfie dengan remote yang mengendalikan kamera tersebut. Oh iya, sebelum 'menjepret', pengunjung juga bisa melihat preview tampilan mereka di layar yang lumayan besar. Besarnya seperti televisi 24 inci yang dibalik secara vertikal.
Meski fasilitasnya mewah. Ternyata harga sewa Mysa Selfstudio itu ramah di kantong. Harganya Rp 150.000 untuk dua orang, dan Rp 225.000 untuk 5 orang. Setiap orang akan dapat satu print out foto mereka di kertas 4R dan semua file foto via google drive. Dengan harga itu, pengunjung diberi waktu 20 menit setiap sesinya. 15 menit untuk foto. 5 menit untuk memilih foto.
"Mungkin terdengar agak mahal. Namun hasil dari kami dijamin jauh lebih futuristik dan keren. Silakan dicoba dulu, dijamin puas dengan hasilnya," katanya.
Tak hanya itu, di lokasi tersebut Yonathan juga membuka 5 studio foto biasa dengan konsep yang berbeda. Studio itu bisa disewa jam-jaman oleh pengunjung. Studio pertama berkonsep ruang tamu apartemen kekinian di Korea Selatan. Studio dua konsepnya tradisional Tiongkok. Studio ketiga konsepnya pink feminim. Studio keempat all black & light. Dan studio kelima berkonsep minimalis modern.
"Kami tetap memberikan pilihan-pilihan lain bagi pengunjung. Yang mau self studio ada di bawah. Ada satu studio. Tapi yang mau ramai-ramai ada 5 studio foto umum di lantai dua, tiga, dan empat," katanya.
Dengan dibukanya Mysa Selfstudio pertamanya ini, ia berharap pengunjung bisa merasakan hits swafoto kekinian dari Korea Selatan dan ditunjang dengan perlengkapan yang mewah. Toh nantinya, Yonathan dan kolega juga tetap memiliki keinginan untuk meluaskan pasar mereka dengan membuka selfstudio dengan konsep yang sama di beberapa titik di Surabaya. Termasuk juga di mal-mal yang ramai pengunjung.
"Kami berharap bisa membuka di mal agar warga bisa sambil jalan-jalan, sambil foto," katanya.
Advertisement