My Flat Word, Mencoba Menghadirkan Foto Bagus Tanpa Efek Visual
Maraknya kebutuhan konten untuk media sosial membuat beberapa tempat wisata memenuhi kebutuhan tersebut dengan banyaknya visualisasi yang mendukung. Sehingga foto lebih menonjolkan efek visual daripada keindahan alam, atau tempat wisata yang dikunjungi.
Mencoba menjawab kebutuhan konten dengan menghadirkan karya fotografi dengan angle yang tepat, dan efek visual yang tak berlebihan. D. Agung Krisprimandoyo menggelar karya fotogragi bertajuk 'My Flat World'.
Ada sebanyak 30 karya dari 25 negara yang dipamerkan di Atrium Ciputra World Surabaya pada 13 hingga 19 Januari 2020. Pameran ini berasal dari photo book dengan judul yang sama, bedanya dalam photo book-nya ada 100 foto dari 63 negara.
"Ini merupakan lima tahun perjalanan saya dari berbagai negara hingga akhirnya semua fotonya dirangkum dalam 'My Flat World'," ungkap pria yang akrab disapa Pimo ini, Senin, 13 Januari 2020.
D. Agung Krisprimandoyo mengatakan, judul pameran 'My Flat World' sendiri diambil karena meskipun foto hanya berbentuk datar, tapi bisa memiliki banyak prespektif tergantung dari bagaimana cara pandang orang yang melihat.
"Berkesempatan keliling dunia dengan mudah bisa berkunjung kemana pun mengumpulkan perjalanan dan foto-foto. Sehingga bisa mewujudkan pameran ini, dengan pendekatan flat world, maksudnya foto itu kan hanya tiga dimensi sifatnya mendatar, presepsinya itu terserah orang yang melihat," jelasnya.
D. Agung Krisprimandoyo menceritakan, semua koleksi fotonya dari berbagai negara tersebut diambil dalam tiga momen berbeda yang rutin ia laksanakan setiap tahunya.
"Ada yang diambil saat melakukan outing kantor, ada yang diambil saat berlibur bersama keluarga, dan juga ada yang diambil secara khusus dengan mengikuti tour fotografi di beberapa daerah," ceritanya.
Dari 30 karya fotografinya yang ditampilkan cenderung mengusung warna-warna cerah. Hal ini bukan tanpa alasan ia mengungkapkan, foto-foto yang diusung memang cenderung bernuansa gembira.
"Kalaupun saya mengangkat budaya, juga budaya yang gembira. Karena saya ingin karya saya membuat spirit atau semangat orang tersebut kembali naik," harapnya.