Mutiara di Sanggar Belajar: Kisah Mahasiswa dan Dosen Indonesia Mengabdi di Negeri Jiran
Di balik gemerlapnya Kota Kuala Lumpur, Malaysia, terdapat kisah perjuangan sunyi yang dijalani oleh anak-anak migran Indonesia. Jauh dari Tanah Air, mereka berjuang meniti pendidikan di Sanggar Belajar (SB), tempat mereka menimba ilmu di tengah keterbatasan.
Namun, secercah harapan hadir melalui program Kuliah Kerja Nyata Kemitraan Internasional (KKN KI) dan Program Kreativitas Mahasiswa Kemitraan Internasional (PKM KI) yang digagas perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.
Program yang kini telah memasuki angkatan ke-12 ini menjadi jembatan bagi para mahasiswa Indonesia untuk mengabdikan diri, berbagi ilmu. Juga menularkan semangat kepada anak-anak migran di berbagai SB di Malaysia, mulai dari Kuala Lumpur, Penang, Johor, Sabah, hingga Kuching Serawak.
“Pendidikan adalah hak untuk semua, layanan pendidikan bermutu dan merata menjadi pondasi untuk mengantarkan anak-anak migran apapun kondisinya, bagaimanapun status sosialnya, perlu diberikan kesempatan untuk menjadi generasi yang hebat dan kuat. Pendidikan hakikatnya perjuangan, semangat tanpa batas, dedikasi tiada henti, untuk menggali mutiara dari anak-anak di seluruh Sanggar Belajar (SB),” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dikutip Ngopibareng.id 28 Januari 2025.
Menteri Mu’ti, didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Pauddasmen), Gogot Suharwoto, secara khusus menyampaikan rasa bangganya kepada para mahasiswa, dosen PTMA, serta guru-guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) yang telah berdedikasi dalam proyek ini.
“Kementerian akan memperioritaskan peningkatan profesionalisme guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, termasuk pendekatan partisipatif kepada peserta dan pejuang pendidikan di sejumlah SB ditempatkan sebagai poros kekuatan sosial untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan,” ujar Mu’ti saat berkunjung ke Kuala Lumpur Malaysia.
Angin Segar
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia, Indra Hermono, turut menegaskan pentingnya program ini dalam memastikan hak pendidikan bagi seluruh anak bangsa. “Program KKN KI dan PKM KI PTMA ini luar biasa karena bisa menjaga keberlanjutan untuk menjadi relawan pendidikan yang berbasis proyek kemanusiaan internasional dalam kerangka untuk mengantarkan anak-anak emas sebagai generasi masa depan bangsa,” ucap Hermono.
Kehadiran para mahasiswa KKN KI dan dosen PKM KI membawa angin segar bagi anak-anak di SB. Mereka tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga menanamkan motivasi dan inspirasi.
“Meskipun dalam keterbatasan, tetapi anak-anak ini memiliki semangat dan mimpi untuk menggapai masa depan, sehingga kehadiran adik-adik mahasiswa dari sejumlah PTMA ini menjadi sangat berarti,” ungkap Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Malaysia, M. Firdaus.
Bagi para mahasiswa, program ini juga menjadi pengalaman berharga. Sofyan Anif, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Madiun (Ummad) yang mewakili 9 rektor PTMA, menyatakan bahwa program ini dapat menginternasionalisasikan mahasiswa dan dosen PTMA.
“Pengalaman yang diperoleh dari program ini akan mampu memperkokoh jati diri lulusan PTMA yang berwawasan dan berkemampuan internasional dalam memecahkan persoalan-persoalan global,” ujarnya, dalam siaran pers Kemendikdasmen.
Tercatat, sebanyak 60 mahasiswa dari 9 PTMA terpilih untuk mengikuti KKN KI angkatan ke-12 ini. Mereka merupakan hasil seleksi ketat dari sekitar 250 pendaftar. Sementara itu, program PKM KI diikuti oleh 19 dosen dari 9 PTMA. Hingga angkatan ke-12, program KKN KI yang terintegrasi dengan PKM KI PTMA ini telah melibatkan 615 mahasiswa dan 190 dosen dari lebih dari 50 PTMA, yang tersebar di 48 SB di Malaysia.
Selama 30 hari, para mahasiswa dan dosen ini akan mendampingi, mengajar, dan berbagi ilmu dengan anak-anak migran. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan tulus mengabdikan diri untuk menggali mutiara-mutiara terpendam di Sanggar Belajar, memberikan harapan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak migran Indonesia di Malaysia.
Advertisement