Musyawarah DKS Dihadiri Komunitas dan Wajah-wajah Baru
Hari ini, Minggu 29 Desember, Dewan Kesenian Surabaya menyelenggarakan musyawarah untuk memilih pengurus baru, di Hotel Great Dipongoro, Surabaya. Acara yang direncanakan mulai pukul 09.00 ini molor dua jam.
Sekitar 125 orang hadir dalam musyawarah, baik sebagai peserta maupun peninjau. Sebagian besar mereka adalah wajah-wajah baru, termasuk beberapa komunitas seperti Keluarga Besar Rakyat Surabaya Perjuangan, komunitas reog dan mahasiswa Unesa.
Tidak banyak seniman yang hadir. Kalaupun ada seniman hadir, umumnya pingin tahu saja.
“Saya tidak mendapat undangan, tetapi tetap hadir karena saya kepingin melihat dengan mata sendiri bagaimana pengurus sekarang ini menyelengarakan musyawarah. Saya tidak tahu kenapa saya tidak diundang, padahal saya terus berkarya, dan saya berKTP Surabaya. Menurut saya DKS makin rusak,” kata Solihin Jabbar, di tempat musyawarah.
Tidak ada yang membuka Musyawarah DKS ini. Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono, yang di dalam agenda akan memberi sambutan, tidak hadir. Demikian perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya sebagai ex-officio DKS.
Usai sambutan oleh Ketua DKS lama Chrisman Hadi, pembawa acara langsung melakukan pemungutan suara untuk memilih tiga orang pimpinan. Dari hasil voting itu terpilih tiga orang, masing-masing Indar Sabri dari Unesa, Tri Suryanto (Ketua Umum Himpunan Penari Reog dan Jaranan Jatim, serta Murti, pelukis.
Chrisman Hadi dalam sambutannya antara lain menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir dalam musyawarah Dewan Kesenian Surabaya, hal itu menandakan kesenian di Surabaya masih diapresiasi oleh masyarakat.
“Kota tanpa kesenian itu sepertihalnya robot. Adanya kesenian membuat kota memiliki martabat. Itulah pentingnya seni sebagai oase bagi kota Surabaya ini. Semoga musyawarahini akan menghasilkan kebahagiaan dan kemaslahan seni dan kesenian di Kota Surabaya,” kata Chrisman dalam sambutan pendeknya. (nis)
Advertisement