Digerakkan, Berbaju Muslimat Hantarkan Khofifah ke KPU
Sejak pagi, 25 Ibu-ibu bergerombol di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim, di bilangan Tenggilis Surabaya. Mereka berseragam putih, berjilbab berwarna hijau, dan terselip pin berlogo Muslimat Surabaya.
Mereka sudah tiba sejak pukul 07.30 WIB, Rabu, 10 Januari 2018, pagi. Padahal pasangan calon yang didukungnya Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, dikabarkan baru akan datang pukul 11.00 WIB, nanti.
"Iya kami dari Muslimat Surabaya, diminta secara resmi muslimat untuk nyambut calon yang kami dukung," ujar salah satu di antara mereka.
Maksud kedatangan Ibu-ibu itu adalah untuk menyambut serta mengantarkan pasangan calon dukungannya saat mendaftarkan diri di KPU Jatim.
"Kami sudah siapkan rebana untuk nyambut Ibu (Khofifah *red), panas pun kami rela asal gak hujan aja," ujar salah satu dari mereka sambil terkekeh.
Ketika ditanya apakah bentuk dukungan ini atas nama pribadi atau lembaga, "Kami dari Muslimat Surabaya," jawab mereka.
Hal ini seakan kontras dengan yang dikatakan Nurhayati Aqil Siroj Ketua Pengurus Pusat Muslimat NU. "Seluruh warga Muslimat NU tetap bebas memilih dan netral dalam pemilihan gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim ) 2018 mendatang," ujar Nurhayati, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Muslimat tidak perlu takut terhadap Ketua Umum Muslimat NU yang juga maju sebagai Cagub.
“Tidak perlu takut kepada Katum Muslimat NU. Meski, Khofifah maju sebagai Cawagub Jatim. Warga Muslimat NU harus netral dan tidak berpihak pasangan manapun,” tegas istri Ketua Pusat PBNU ini.
Muslimat NU adalah ormas keagamaan seperti NU, Fatayat NU dan GP Ansor sehingga tidak mungkin akan terlibat aktif memberikan dukungan, meskipun itu terhadap ketuanya sendiri.
Setiap anggota dipersilakan menentukan pilihan dan menggunakan hak politiknya sesuai dengan hati nurani masing-masing.
“Organisasi hanya memberikan klarifikasi plus minus masing-masing kandidat. Untuk menentukan pilihan, dikembalikan kepada anggota,” tandasnya. (frd)