Muslim Polandia Aksi Solidarits untuk Migran Belarusia
Ketua komunitas Muslim di Desa Bohoniki-Polandia Timur, Maciej Szczesnowicz, merasa prihatin. Ia menyaksikan kondisi para migran saat melewati perbatasan Belarusia-Polandia. Szczesnowicz dan anggota komunitasnya bergerak untuk menyiapkan sejumlah makanan untuk mengurangi rasa lapar dan kelelahan yang para migran alami.
“Itu suara tangisan dan jeritan anak-anak,” kata Szczesnowicz sebagaimana dilansir Arab News, Kamis 18 November 2021.
Szczesnowicz melihat para migran berada dalam kondisi yang sangat lelah hingga tidak bisa lagi berdiri, kelaparan hingga terpaksa memetik jamur untuk dikonsumsi. Bahkan, saat mereka mendapatkan apel, para migran akan memakan daging buah berikut dengan bijinya.
Szczesnowicz melihat, para migran asal Timur Tengah tersebut menyebrang dari Belarusia ke Polandia dengan melewati wilayah hutan dan rawa-rawa. Karenanya, ia dan rekannya mulai bekerja untuk mengumpulkan beberapa pakaian dan menyiapkan beberapa makanan bagi para migran tersebut.
Pengumpulan Bahan Kebutuhan
Tidak ketinggalan, Szczesnowicz juga memberikan makanan, yang berhasil ia dan komunitasnya kumpulkan, kepada para tentara yang mengawasi wilayah perbatasan. Associated Press berkenan mengunjungi kamp dapur umum yang Szczesnowicz dan komunitasnya bangun. Mereka menyiapkan sebuah panci besar berisi sup ayam dan sayuran. Ia berharap pasokan makanannya tersebut dapat dinikmati oleh para tentara maupun para migran yang kelaparan.
Menariknya, sebagian besar sukarelawan yang membantu Szczesnowicz beragama Katolik Roma. Namun, Szczesnowicz, yang merupakan keturunan etnis Muslim Tatar yang menetap di wilayah itu selama lebih dari 600 tahun, memimpin pendistribusian bantuan kemanusiaan bagi para migran.
“Kami harus membantu semua orang yang memasuki perbatasan Polandia. Semua orang (harus kami bantu) karena mereka semua adalah manusia,” ucap Szczesnowicz.
Beberapa media melaporkan, kondisi di perbatasan Polandia-Belarusia berada sangat memprihatinkan. Sembilan orang migran kabarnya tewas termasuk seorang pemuda Suriah yang tewas pada Sabtu 13 November 2021. Risiko kematian pun meningkat seiring masuknya periode musim dingin di wilayah tersebut.
“Di sini akan terjadi lebih banyak kematian,” tutup Szczesnowicz mengkhawatirkan kondisi di wilayah perbatasan Polandia-Belarusia.
Advertisement