Musim Penghujan Tiba, Emil Optimis Ekonomi Jatim Membaik
Tahun 2019 tinggal menyisakan hitungan hari, tapi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak optimis, angka pertumbuahan ekonomi Jatim di Triwulan IV akan membaik dari sebelumnya.
"Kita optimis bisa naik, khususnya di sektor pertanian yang beberapa bulan ini terdampak karena kekeringan," ucap Emil di Surabaya, Selasa 10 Desember 2019.
Optimisme tersebut diyakini Emil karena saat ini, musim penghujan mulai tiba, dan hampir semua wilayah di Jatim khususnya di wilayah kabupaten sudah dibasahi oleh hujan.
"Tidak ada alasan bagi kita untuk pesimistis. Justru kita optimistis bahwa potensi pertanian akan meningkat apalagi musim penghujan tentu akan menggerakkan sektor pertanian," katanya.
Emil membeberkan data bahwa di Jatim, sektor pertanian menyumbang sekitar 12 persen dari total pergerakan ekonomi.
Tekhusus di daerah yang menjadi basis ekonomi pertanian, kontribusinya untuk wilayahnya sendiri mencapai angka sepertiga.
"Terutama di kabupaten-kabupaten, dan itu akan sangat berpengaruh juga terhadap roda perekonomian di kawasan perdesaan," tambah Emil.
Terkait target, mantan Bupati Trenggalek ini belum secara gamblang menyebut angka.
"Ini kan bukan nawar gitu (angkanya), harus pakai ekonometrik model. Diskusi kita dengan Bank Indonesia (BI), kita belum ingin merilis angka apapun terkait angka pertumbuhan ekonomi Jatim, kita belum melihat sesuatu yang fundamental," katanya.
Suami dari Arumi Bachsin ini menambahkan, bahwa turunnya angka di Triwulan III salah satunya faktor kemarau. Ia menyebut, Triwulan IV akan membaik karena hujan sudah turun.
Sebagaimana diketahui, dalam rilis BPS Jatim, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada Triwulan III 2019 menjadi yang terendah di tahun ini.
Pada Triwulan I 2019, angka pertumbuhan mencapai 5,55 persen. Lalu di Triwulan II angkanya meningkat di 5,69 persen. Angka itu kemudian merosot ke 5,32 persen pada Triwulan III.
Meski begitu, angka pertumbuhan ekonomi di Jatim masih di atas target pertumbuhan nasional. Melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2019 hanya sebesar 5,08%. Angka tersebut jauh dibawah target yang ditetapkan dalam APBN yang 5,3 persen.
Advertisement