Musim Kemarau Tiba Bulan April hingga Puncaknya Agustus 2021
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2021 akan mulai terjadi pada April 2021 di 22,8 persen Zona Musim (ZOM). Beberapa zona musim itu berada di Nusa Tenggara, Bali dan sebagian Jawa.
"BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif. Karena itu, Musim Kemarau 2021 diprediksi akan mulai terjadi pada April 2021," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
April hingga Mei 2021 merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau masa pancaroba. Meski sejumlah daerah mulai memasuki musim kemarau, tetapi tak serentak.
Menurutnya, hasil pemantauan terhadap anomali iklim global menunjukkan kondisi La Nina diprediksi masih akan terus berlangsung hingga Mei 2021. Intensitasnya pun disebut terus melemah.
Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) diprediksi netral hingga September 2021. Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan, kedatangan musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran (Monsun Australia).
"BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif," ungkapnya.
Sejumlah wilayah yang akan memasuki musim kemarau pada April 2021 yakni wilayah Nusa Tenggara dan Bali, lalu wilayah Jawa. Kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei hingga Juni 2021.
"Puncak musim kemarau 2021 diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2021. Karena itu Kementerian atau Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, dan rawan terjadi kekurangan air bersih," ujar dia.
Advertisement