Musim Kemarau Picu Kebakaran, Pemkot Surabaya Imbau Warga Perhatikan Lahan Terbuka
Sejak periode Januari sampai awal Oktober 2024, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya telah menangani 321 kasus kebakaran. Kepala DPKP Kota Surabaya Laksita Rini Sevriani mengatakan, Kota Pahlawan saat ini telah memasuki puncak musim kemarau. Kasus kebakaran sering terjadi di area lahan terbuka, maupun akibat hubungan pendek arus atau korsleting listrik.
“Juga di area alang-alang banyak terjadi seperti itu, mungkin karena musim kemarau dan panas yang luar biasa, suhunya tinggi, anginnya kencang, dan ditambah masyarakat membakar sampah akhirnya tersambarlah semuanya,” tuturnya, Jumat 17 Oktober 2024.
Laksita juga berpesan kepada segenap lurah dan camat agar lebih mengawasi lahan kosong yang ada di wilayahnya masing-masing. Mereka diharapkan dapat mengawasi kebiasaan warga yang asal membakar sampah di lahan-lahan terbuka.
“Khususnya saat musim kemarau saat ini, karena memang faktor terjadinya kebakaran bisa saja dari kelalaian manusia atau suhu alam,” tambahnya.
Selain itu, kasus kebakaran juga marak terjadi akibat hubungan arus pendek listrik. Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat agar tidak lupa untuk mematikan kipas angin, mencabut charger telepon yang tidak dipakai, maupun tidak menumpuk steker listrik yang dapat memicu konsleting.
“Objek rumah terbakar karena konsleting listrik karena bisa menyambar dan mengakibatkan kebakaran. Maka kabel harus di cek, harus dilakukan pemeliharaan agar tidak memicu konsleting listrik,” paparnya.
Laksita juga menjelaskan, pihaknya rutin menggelar sosialisasi dan simulasi terkait upaya pencegahan dan penanganan kebakaran yang bekerjasama dengan kelurahan dan kecamatan melalui RT/RW. Yakni, bagaimana cara menangani kejadian kebakaran pada 3 menit pertama.
“Tiga menit pertama itu menentukan, apakah api berpotensi membesar atau tidak. Warga sudah kita latih, jika terkait dengan kompor, mereka memadamkan dengan karung goni atau handuk basah, atau yang memiliki Apar (alat pemadam kebakaran) bisa langsung memadamkan,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Laksita, masyarakat semakin aktif untuk mengikuti pelatihan, maupun proaktif melaporkan kejadian kebakaran yang terjadi melalui kontak kedaruratan Command Center (CC) 112 milik Pemkot Surabaya.
“Hasilnya dari beberapa kasus kebakaran yang terjadi, warga setempat berhasil memadamkan api. DPKP Surabaya yang meninjau lokasi pun tinggal melakukan pembasahan,” terangnya.
Selama periode Januari sampai 16 Oktober 2024, DPKP Kota Surabaya telah menangani 1249 kejadian evakuasi. Berdasarkan laporan, 1249 terdiri atas 707 evakuasi hewan, 254 evakuasi orang, 70 evakuasi kendaraan, 3 evakuasi bangunan, 143 evakuasi objek alam, dan 72 evakuasi objek lain jenis. DPKP Surabaya pun juga memiliki personel terlatih di setiap rayon dan dilengkapi dengan peralatan pendukung yang memadai.
“Evakuasi atau penyelamatan masih didominasi pada hewan, seperti ular dan lebah. Ada pula cincin yang tersangkut dan tidak bisa lepas pada jari, lalu kendaraan yang terperosok. Sehingga warga sering menghubungi Command Center 112 untuk meminta bantuan,” pungkas Laksita.