Musim Kampanye Pemilu, Pengusaha Sablon di Sidoarjo Banjir Order
Musim kampanye Pemilu 2024, menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha sablon DTF di Sidoarjo. Terhitung sejak bulan Oktober 2023 kemarin, pesanan sablon DTF di salah satu pengusaha sablon di Sidoarjo raih omzet miliaran per bulan.
Menurut Admin PE Production Evi Ajeng Prahasti, sejak bulan Oktober 2023, beberapa partai politik sudah mulai memesan sablon jenis DTF. Hal tersebut bersamaan dengan dimulainya kampanye pemilu terbuka pada bulan November 2023.
“Peningkatan order sejak bulan Oktober sudah kelihatan tapi gak langsung naik drastis, merambat perlahan. Masuk pertengahan November langsung drastis naiknya,” ucap Ajeng kepada Ngopibareng.id, Kamis 18 Januari 2024.
Ajeng menjelaskan, dibandingkan bulan sebelum masa kampanye, order sablon DTF di tempatnya meningkat hingga 40 persen, dan didominasi partai politik yang mendukung caleg dan capres.
“Dari semua parpol yang order ke kita, paling banyak pendukungnya Si Gemoy. Kita pernah dapat orderan paling panjang dalam sehari 12 ribu meter minta dikerjakan dalam waktu 2 minggu,” imbuhnya.
Selain jenis DTF, usaha percetakan yang terletak di Jalan Raya Pagerwojo, Sidoarjo ini juga menyediakan sublime printing dan polyflex korea. “Tapi yang banyak dipesan sablon jenis DTF jadi dipasang sendiri di kaosnya masing-masing. Ada juga beberapa yang pesan sekaligus dengan kaosnya,” jelas perempuan berusia 26 tahun ini.
Masih dikatakan Ajeng, selama musim kampanye ia bersama timnya bisa mencetak hingga di atas 100 meter dalam sehari baik parpol maupun lainnya. “Untuk parpol mayoritas desain bawa sendiri jadi kita tinggal cetak saja,” katanya.
Selain dari Sidoarjo, Ajeng juga sering menerima pesanan dari luar pulau. Ia memanfaatkan pemasaran digital untuk menjangkau konsumen. Maka tak heran jika pesanan Ajeng sampai ke Papua.
Ajeng menyebutkan, total produksi DTF selama musim kampanye kurang lebih sekitar 20 juta meter, jika di rupiah kan sekitar Rp 5 miliaran. Selain musim Pemilu, order meningkat juga dirasakan saat ada event Nasional seperti harlah 1 abad NU kemarin.
“Kalau omzet biasanya sebelum musim kampanye per bulan mencapai 80 juta hingga 1 miliar. Sekarang per bulan bisa mencapai sekitar Rp2 miliar,” tutupnya.