Musim Hujan, Petani Cabai di Malang Raup Untung Besar
Harga cabai di pasaran melambung tinggi sejak memasuki musim penghujan seperti yang terjadi di Pasar Klojen, Kota Malang tercatat satu kilogram cabai dibanderol dengan harga Rp90 hingga Rp100 ribu.
Salah satu petani cabai di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Siti Fatimah, usia 56 tahun mengatakan bahwa saat musim penghujan seperti ini merupakan berkah tersendiri bagi petani cabai.
"Kalau sekarang harga beli cabai di petani itu sebesar Rp80 ribu per kilogramnya. Kalau dibilang untung ya sangat untung. Kalau sekarang memang rezekinya petani," ujarnya pada Selasa 21 Desember 2021.
Fatimah mengatakan bahwa ia menanam sebanyak dua ribu pohon cabai di lahan seluas lima ribu meter persegi. Dari sejumlah pohon yang ia tanam tersebut menghasilkan cabai sekitar satu kuintal. Jika dihitung keuntungan kotor yang didapatkan oleh Fatimah, untuk satu kali panen cabai miliknya yakni sekitar Rp8 juta.
"Masa tanam cabai itu kan selama empat bulan. Setelah itu bisa dipanen. Kalau tidak musim penghujan, pernah paling murah itu Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kilogramnya. Jadi tidak ada untung. Malah rugi," katanya.
Sementara untuk biaya produksi perawatan tanaman cabai selama empat bulan ujar Fatimah, yakni Rp1,5 juta untuk cairan pestisida agar tanaman tidak terserang hama dan penyakit.
"Untuk menyemprot obat itu kalau musim penghujan ini bisa sekitar tiga kali selama satu pekan," ujarnya.
Selain mengeluarkan ongkos produksi untuk pestisida kata Fatimah, dirinya juga membayar pekerja yang merawat tanaman cabainya sebesar Rp30 ribu per hari.
Namun harga cabai yang melambung tinggi di pasaran berdampak terhadap penjualan makanan dengan jenis lalapan. Salah satu penjual lalapan di Jalan Gadjah Mada, Kota Malang, Tiamah mengatakan bahwa dirinya mengurangi takaran cabai untuk membuat sambal karena harganya yang naik.
"Jadi saya tidak beli satu kilogram lagi. Saya sekarang beli seperempat kilogram. Kalau gini sambal jadi tidak pedas lagi," katanya.