Musim Hujan, Bondowoso Waspada DBD dan Chikungunya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso meminta masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti di musim penghujan saat ini. Karena, curah hujan tinggi menjadi lingkungan yang sangat mendukung nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
Di tambah lagi, kasus DBD dan chikungunya sudah muncul di Bondowoso sejak Desember 2021 hingga Januari 2022. Bahkan menjangkit masyarakat beberapa desa di empat kecamatan.
Kepala Dinkes Bondowoso dokter Muhammad Imron kepada ngopibareng.id, Jumat 21 Januari 2022 mengatakan, nyamuk Aedes Aegypti mudah berkembang biak di daerah tropis saatnya musim hujan seperti di Bondowoso. Sebab, banyaknya genangan air meningkatkan perkembangbiakan dan pertumbuhan nyamuk penyebar DBD dan chikungunya.
"Karena itu, kami minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga lingkungan bersih dan sehat, serta melakukan pola hidup sehat. Karena, lingkungan kotor memudahkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Mencegah itu kan lebih baik daripada mengobati," kata dokter Imron.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Bondowoso, Goek Fitri Purwandari menambahkan, kasus DBD selama 2021 sebanyak 153 kasus atau menurun dibandingkan 2020 sebanyak 278 lebih kaus. Namun, hingga Januari 2022, sudah ada 13 kasus DBD di Bondowoso.
Begitu juga kasus chikungunya pada Januari 2022 sudah merebak di beberapa desa tersebut pada empat kecamatan di Bondowoso. Hanya, penyakit chikungunya, menurut Goek Fitri, tidak ada per orang terjangkit. Karena, ketika ada kasus chikungunya, biasanya merebak dalam satu wilayah.
"Yang, sejak mulai musim hujan, dari September 2021 hingga 21 Januari 2022, banyak permintaan fogging, karena kasus DBD dan chikungunya di 18 tempat sejumlah desa di empat kecamatan," katanya.