Musim Hujan, 32 Titik Rawan Longsor dan Banjir di Jalur KA Daop 9
Memasuki musim hujan akhir 2022 ini, jalur kereta api (KA) di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 9 Jember dipetakan rawan longsor dan banjir.
Karena itu, Daop 9 mengantisipasinya dengan melakukan pembenahan sepanjang jalur rel KA mulai Banyuwangi hingga Pasuruan.
“Kami telah memetakan, sedikitnya 32 titik rawan longsor dan banjir di wilayah Banyuwangi, Jember, hingga Lumajang,” ujar Manager Hukum dan Humas PT. KAI Daop 9 Jember, Azhar Zaki, Rabu, 12 Oktober 2022.
Selain 32 titik tersebut, juga terdapat dua titik rawan di Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo dan di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.
Untuk mengantisipasi titik-titik rawan longsor dan banjir tersebut, kata Zaki, Daop 9 telah melakukan tindakan preventif. Di antaranya dengan melakukan normalisasi drainase di sekitar jalur KA, juga pemasangan trucut dan bronjong, serta penguatan-penguatan konstruksi lainnya.
Bahkan Daop 9 Jember juga sudah menempatkan personel untuk mengawasi puluhan titik rawan longsor dan banjir tersebut. Mereka bertugas untuk memantau dan mengawasi serta memberikan informasi jika terjadi longsor dan banjir yang bisa mengganggu perjalanan kereta api.
Selain mengantisipasi banjir dan longsor, Juni 2022 silam, Daop 9 Jember juga telah menutup perlintasan KA tanpa penjaga dan palang pintu. Hal itu untuk mengurangi potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat pengendara lain yang nyelonong melewati perlintasan tersebut.
Salah satu perlintasan KA yang ditutup berada di Kota Probolinggo tepatnya di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan. Perlintasan di Kelurahan Pilang terletak di KM 96+5/6 antara Bayeman - Probolinggo.
Tiga perlintasan lainnya juga ditutup yakni, di KM 131+4/5 antara Ranuyoso - Klakah, KM 26+5/6 antara Garahan - Mrawan, dan KM 34+4/5 antara Mrawan - Kalibaru.
Seperti diketahui, perlintasan KA tanpa palang pintu selama sering memicu kecelakaan lalu lintas. “Saya juga khawatir kalau melintasi perlintasan KA di Kelurahan Pilang, sebab sebagian besar tanpa palang pintu. Sudah banyak yang menjadi korban, ditabrak KA,” ujar Pahing, warga Kelurahan Pilang.
Hal senada diungkapkan Didik, warga Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. “Paling tidak berhenti sejenak, menoleh kanan-kiri, setelah aman baru melintas,” ujarnya.
Advertisement