Wabah Covid-19, Virus Bisa Larut dengan Air Hujan?
Pakar Pengolahan Air Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Eddy Soedjono mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya di Surabaya, untuk menghindarkan diri dari air hujan.
Hal itu ia sampaikan lantaran curah hujan yang cukup tinggi di Surabaya dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, aliran air dapat melarutkan virus corona jika menempel pada benda-benda yang berada di luar ruangan.
"Hujan itu tidak bisa membersihkan virus, malah bisa menyebar," ucap Eddy saat dihubungi Ngopibareng.id, Rabu 8 April 2020.
Tak hanya air hujan, Kepala Laboratorium Teknologi Pengolahan Air itu mengungkapkan, saat larut dalam air virus Covid-19 itu juga bisa bertahan hidup lebih lama selagi suhu air tersebut terbilang normal, berada di angka 10 sampai 15 derajat.
"Di air dia bisa bertahan lama, dalam artian 5 jam sampai 10 jam," ujarnya.
Soal ketahanan virus corona di ruangan ber-AC atau udara lembap, menurut Eddy justru dalam kondisi seperti itu ketahanan fisik dari virus tersebut akan meningkat.
"Kalo di ruangan tanpa ventilasi bisa lebih lama, contoh kayak ruangan ber-AC itu lebih cepat dari pada di luar. Jadi sebaiknya pakai jendela, jangan pakai AC," ucapnya.
Selain kekuatannya lebih lama jika di ruangan ber AC, penyebarannya pun terbilang lebih luas. Menurutnya bahkan dengan jarak 10 meter saja bisa terjangkit.
Untuk saat ini, dirinya bersama tim bersinergi bersama Unair dan ITB berupaya meneliti kandungan virus yang sedang larut dalam air tersebut. Seperti bekas air cuci tangan maupun air bekas rumah sakit dari pasien corona.
"Jadi kami di ITS, Unair, ITB saat ini sedang meneliti virus ini bisa bertahan berapa lama di air limbah," tuturnya.
Terlepas dari itu, Eddy sendiri berharap Pemkot Surabaya terus sigap melakukan penyemprotan disinfektan di area-area luar ruangan di tengah cuaca tidak menentu seperti saat ini.
"Penyemprotan disinfektan harus terus dilakukan tanpa mengenal waktu dan musim sesuai dengan keperluan," tutupnya.
Advertisement