Mushala Dibongkar Diganti Mushala, Masjid Dibongkar Diganti Masjid
Masjid Assakinah yang berada di komplek Balai Pemuda sudah dibongkar. Tetapi pembongkaranya terhenti karena mendapat reaksi keras dari masyarakat. Di atas tanah bekas masjid itu nanti rencananya akan dibangun gedung baru DPRD delapan lantai.
Yuleng Ben Tallar, admin Olds Soerabaia, yaitu komunitas pemerhati budaya dan arsitektur Surabaya dari masa ke masa berpendapat, masjid Assakinah sudah telanjur dibongkar, dan tak mungkin didirikan kembali di tempatnya. Siapa yang salah dalam hal pengambilan kebijakan maupun etika, biarkan opini publik yang menilainya.
“Seharusnya mushala diganti dengan mushala, masjid diganti dengan masjid. Sebelum sebuah masjid dibongkar, ada masjid pengganti yang disiapkan. Masjid Assakinah walaupun kecil, lokasinya strategis karena berada di jantung kota. Surabaya sebagai kota metropolis tidak punya masjid agung di tengah kota, kecuali masjid kecil Cheng Ho dan masjid di kompleks Balai Kota,” katanya.
“Terima kasih kepada Walikota almarhum Sunarto Sumoprawiro yang telah meresmikan masjid Assakinah, dan membangun Masjid Agung Al Akbar di pinggiran kota. Bagaimana dengan walikota sekarang, Ibu Risma? Nasi sudah menjadi bubur, pada masa pemerintahannya Assakinah sebagai masjid di jantung Surabaya justru musnah,” kata wartawan senior ini.
Yuleng memberi solusi, dengan mengatakan tapi tidak terlalu terlambat jika cepat mengambil inisiatif. “Yaitu bangunlah Masjid Agung Assakinah di tengah kota. Lahannya? Kalau eks Siola bisa menjadi perkantoran terpadu, mengapa kantor BPN di Jalan Tunjungan tidak bisa disulap menjadi masjid agung?”
Tanpa merusak arsitektur depan, masjid bisa dibangun di bagian belakang. "Lahannya cukup luas, dan nantinya Assakinah menjadi pelengkap keindahan Tunjungan yang sekarang sedang digalakkan. Tunjungan makin indah, dan warga Surabaya mendapat Masjid Agung di tengah kota,” tambahnya. (nis)
Advertisement