Murid Bacok Guru di Lamongan Ditetapkan sebagai ABH
Kasus murid bacok guru di SMP Muhammadiyah 9 Sugio, Lamongan, Jawa Timur, prosesnya masih terus berjalan. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lamongan sudah melakukan gelar perkara. Hasilnya, MNNH berusia 14 tahun ditetapkan sebagai Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) atau anak pelaku.
Anak yang diduga melakukan tindakan kriminal itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Ia melanggar Undang-undang hukum pidana rentang usia 12 sampai 18 tahun.
Kanit PPA Satreskrim Polres Lamongan, Ipda Sunaryo menerangkan, sebelum gelar perkara, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan penyidikan. Di antaranya memeriksa empat orang saksi yang tidak lain teman sekelas dan saksi korban.
"Meskipun sudah dinyatakan ABH, sesuai undang-undang anak pelaku ini tidak ditahan," jelasnya Senin, 27 November 2023.
MNNH adalah murid yang membacok guru IPA, Wiwik Ustrini. Perempuan 49 tahun itu dilukai dalam kelas, Rabu 15 November 2023. Kejadiannya berawal saat MNNH ditegur tidak bersepatu dalam kelas.
Spontan MNNH mengangkat kursi dan dilempar ke arah guru hingga sempat mengenai kaki. Karena ulahnya itu, MNNH disuruh keluar. Ternyata ia langsung pulang. Bukannya menyesali perbuatannya, ia malah mengambil senjata tajam jenis bendo. Ia pun kembali ke sekolah langsung masuk kelas dan membacok gurunya.
Setelah kejadian, MNNH langsung dikeluarkan dari sekolah. Sebelum pembacokan guru, ia juga diinformasikan pernah menganiaya salah seorang murid.
Kasus ini menarik perhatian Dinas Perlindungan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Lamongan. Mereka melakukan kunjungan ke rumah (home visit) keluarga MNNH.
Tujuannya memantau kondisi mental dan emosi MNNH pasca kejadian. DP3A juga ingin mengetahui proses hukum yang sedang berjalan. Hasilnya, menurut Kepala DP3A, Umuronah, kondisi mental si anak terlihat terpukul dan minder.
Hal ini terkait setelah dirinya dikeluarkan dari sekolah dan dilaporkan ke polisi. "Kita berharap bisa diselesaikan secara damai. Nanti akan kita carikan sekolah. Kita akan membina dan mendampingi. Masa depan anak ini masih panjang dan masih cenderung mudah diarahkan," paparnya.
Advertisement